Minggu, 14 Oktober 2012

Surabaya, Madura, Sidoarjo, Prigen

From Surabaya, Madura, Sidoarjo, till Prigen
11 – 13 May 2010

Jam sudah menunjukkan pukul 23.30 saat kendaraan kami memasuki kota Surabaya. Hujan semakin menambah gelapnya malam itu, sehingga kami tidak dapat memacu kendaraan kami dengan cepat. Semula kami berencana akan mencari penginapan, namun karena waktu sudah jam 23.30, dengan pertimbangan alasan ekonomis, maka kami akhirnya memutuskan bahwa malam itu kami akan menginap di rumah adik bokap. Begitu sampai dirumah om, rasa capek sudah tidak dapat kami tahan, setelah berbasa-basi sejenak maka kami semua akhirnya terlelap tidur.
Pagi harinya, setelah mengunjungi saudara yang ada di Perak Surabaya, maka kami 
melanjutkan perjalanan menuju Suramadu. Tujuan ini adalah pilihan suami gue. Secaranya sejak jembatan ini diresmikan dia belum pernah sekalipun melihatnya. Dan sstt.. bukan suami gue doang lho yang belom pernah, gw ma Anink juga lom pernah. Suramadu berasal dari kata Surabaya dan Madura, karena jembatan ini menghubungkan antara kota Surabaya dengan Madura. Untuk 1x melintasi jembatan ini, mobil dikenakan tarif Rp. 30.000,- sehingga jika pulang pergi maka akan kena Rp. 60.000,- cukup mahal ya...  Jembatan ini berdiri kokoh dan berwarna orange. Setelah kita melintasi jembatan dan sampai di sudut jembatan yaitu Madura, maka akan kita lihat kontrasnya kedua kota ini, Surabaya yang padat dan penuh dengan bangunan, maka begitu kita sampai diujung Madura kita akan melihat banyak tanah yang gersang dan warung-warung yang menjual souvenir khas Madura, dari mulai kaos, sampai dengan terasi. Kami terus memacu kendaraan kami menuju Pangkalan, hanya ingin mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat disana. Tadi nya berharap dapat melihat karapan sapi kaya yang di TV tapi ternyata gak nemu satupun, katanya itu baru ada jika ada moment penting seperti pemilihan kepala desa, dst. Disepanjang jalan kami banyak melihat nama sekolah atau bangunan yang selain ditulis dalam hurup latin juga Arab. Setelah berkeliling sejenak, kami memutar kendaraan menuju Surabaya, namun sebelum melintas jembatan, kami menyempatkan diri mampir ke warung-warung yang ada di pinggir jalan yang menjual souvenir, dan artinya shopping time.
Dari Suramadu, kami meneruskan perjalanan ke ITC Sibec, sebuah pusat perbelanjaan grosir
 di Surabaya. Tempat ini merupakan pilihannya Anink. Memang jika dibandingkan dengan harga di Mall, ditempat ini lebih murah. Namun kebanyakan barang yang ada disini hampir sama dengan yang ada di Tanah Abang. Setelah lelah mengitari ITC, kami memutuskan untuk mencari penginapan. Kali ini kami menginap di Bisanta Bidakara Hotel. Hotel ini adalah hotel favorit nyokap setiap kali datang ke Surabaya. Memang ini bukan kunjungan kami pertama ke Surabaya, secara nya memang banyak saudara kami yang bermukim di kota ini, namun ini adalah perjalanan Ega pertama kali ke Surabaya.
Pagi hari setelah sarapan kami langsung check out. Kami berencana menuju ke Prigen, untuk ke Taman Safari II. Dalam perjalanan menuju ke Prigen, kami melewati Porong Sidoarjo. Kami sempat mampir sebentar untuk melihat. (Maaf ini bukan bermaksud berwisata diatas penderitaan korban Lapindo) Kami hanya ingin tahu seperti apa lumpur yang sudah 
menenggelamkan  1 desa tersebut. Begitu turun dari mobil, bau yang sangat menyengat langsung menusuk hidung kami. Untuk bisa melihat lumpur tersebut dari dekat, kami harus membayar retribusi yang tidak resmi sebesar Rp. 5.000,- per orang. Begitu berada dipinggir bendungan, kami hanya bisa ternganga. Betapa dahsyatnya lumpur yang sudah menenggelamkan ratusan rumah tersebut. Lumpur yang berwarna hitam pekat dengan bau yang sangat menyengat begitu luas membentang didepan mata, selain itu kepulan asap dan letupan uap yang berasal dari lumpur menambah kelamnya sore itu. Belum lagi mendung tebal yang menggantung semakin membuat suasana daerah yang tenggelam oleh lumpur terasa semakin mencekam. Tidak lama kami berada disitu, kami langsung meneruskan perjalanan menuju Prigen Jawa Timur.
Mendekati Prigen, kami bisa melihat pemandangan alam di kanan kiri jalan yang indah, letak Taman Safari Prigen yang berada didataran ketinggian, membuat kita bisa merasakan udara pegunungan selain pemandangan alam yang indah tadi. Semakin dekat dengan Taman Safari tersebut, kabut sangat tebal melingkupi daerah tersebut, padahal waktu baru menunjukkan jam 11.00, ini dikarenakan daerah tersebut habis diguyur oleh hujan. Tebalnya kabut membuat pandangan kami sangat terbatas , jika boleh dikatakan sangat sulit melihat jarak lebih dari 1 meter. Ini membuat kami harus extra hati-hati dalam menjalankan kendaraan kami, karena selain medannya yang menanjak dan berliku serta jalanan yang licin habis diguyur hujan dan masih menyisakan gerimis, harus ditambah dengan pendangan yang terhalang kabut tebal. Sehingga begitu sampai ke Taman Safari tersebut, kami langsung mengucapkan syukur.
Setelah membayar tiket retribusi Rp. 40.000,- per orang, kami memutuskan untuk berhenti sejenak ditempat pemberhentian I. Setelah memarkir kendaraan, kami turun dan menuju ketempat penjualan souvenir. Dan meski tempat itu sudah ada penerangan lampu, mata kami masih terhalang oleh kabut yang tebal. Kami memutuskan menunggu beberapa saat, hingga kabut berkurang ketebalannya, karena kami khawatir jika kami teruskan maka selain membahayakan juga kami tidak bisa melihat binatang-binatang yang ada disitu.
Taman Safari Prigen ini dimiliki oleh orang yang sama dengan Taman Safari Cisarua Bogor. Terakhir kali gw datang kesini sekitar 10 tahun yang lalu. Secara keseluruhan tidak banyak yang berubah. Jika dibandingkan dengan Taman Safari Cisarua, binatang di Cisarua lebih banyak dan kemasan pertunjukannya juga lebih banyak. Selain itu tingkat kedatangan pengunjung lebih banyak yang di Cisarua. Namun bagi gw, gw lebih suka tempat ini. Selain kesan alaminya masih sangat berasa,  disini lebih bisa menikmati hewan-hewan yang ada.
Setelah berkeliling melihat satwa yang ada, kami menghentikan kendaraan kami di area peristirahatan taman safari, selain untuk mengisi perut kami yang sudah keroncongan karena super telat makan siang, diarea tersebut juga disediakan berbagai macam arena permainan. Jika kita membeli tiket per permainan yang berharga Rp. 10.000,- per permainan akan lebih mahal dibanding jika kita membeli tiket terusan yang harganya Rp.40.000,-
Dari Taman Safari Prigen waktu sudah menunjukkan pukul 15.30, sehingga kami harus
 bergegas menuju Yogyakarta. Dalam perjalanan menuruni Taman Safari, kami sempat melihat pelangi.. senengnya, sudah lama banget tidak melihat pelangi...Semula perjalanan berjalan lancar, namun pada saat sampai di Klaten tiba-tiba Ban Kendaraan kami sobek, sehingga kami haru menghentikan sebentar perjalanan kami untuk mengganti ban tersebut. Alhamdulillah laju mobil tidak sempat oleng. Sampai di Yogyakarta, waktu sudah menunjukkan jam 03.30. Huahm.. ngantuk dan juga capek mulai berasa.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar