From Surabaya, Madura, Sidoarjo, till Prigen
11 – 13 May 2010
Jam
sudah menunjukkan pukul 23.30 saat kendaraan kami memasuki kota
Surabaya. Hujan semakin menambah gelapnya malam itu, sehingga kami tidak
dapat memacu kendaraan kami dengan cepat. Semula kami berencana akan
mencari penginapan, namun karena waktu sudah jam 23.30, dengan
pertimbangan alasan ekonomis, maka kami akhirnya memutuskan bahwa malam
itu kami akan menginap di rumah adik bokap. Begitu sampai dirumah om,
rasa capek sudah tidak dapat kami tahan, setelah berbasa-basi sejenak
maka kami semua akhirnya terlelap tidur.
Pagi harinya, setelah mengunjungi saudara yang ada di Perak Surabaya, maka kami
melanjutkan perjalanan menuju Suramadu.
Tujuan ini adalah pilihan suami gue. Secaranya sejak jembatan ini
diresmikan dia belum pernah sekalipun melihatnya. Dan sstt.. bukan suami
gue doang lho yang belom pernah, gw ma Anink juga lom pernah. Suramadu
berasal dari kata Surabaya dan Madura, karena jembatan ini menghubungkan
antara kota Surabaya dengan Madura. Untuk 1x melintasi jembatan ini,
mobil dikenakan tarif Rp. 30.000,- sehingga jika pulang pergi maka akan
kena Rp. 60.000,- cukup mahal ya... Jembatan
ini berdiri kokoh dan berwarna orange. Setelah kita melintasi jembatan
dan sampai di sudut jembatan yaitu Madura, maka akan kita lihat
kontrasnya kedua kota ini, Surabaya yang padat dan penuh dengan
bangunan, maka begitu kita sampai diujung Madura kita akan melihat
banyak tanah yang gersang dan warung-warung yang menjual souvenir khas
Madura, dari mulai kaos, sampai dengan terasi. Kami terus memacu
kendaraan kami menuju Pangkalan,
hanya ingin mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat disana. Tadi nya
berharap dapat melihat karapan sapi kaya yang di TV tapi ternyata gak
nemu satupun, katanya itu baru ada jika ada moment penting seperti
pemilihan kepala desa, dst. Disepanjang jalan kami banyak melihat nama
sekolah atau bangunan yang selain ditulis dalam hurup latin juga Arab.
Setelah berkeliling sejenak, kami memutar kendaraan menuju Surabaya,
namun sebelum melintas jembatan, kami menyempatkan diri mampir ke
warung-warung yang ada di pinggir jalan yang menjual souvenir, dan
artinya shopping time.
Dari Suramadu, kami meneruskan perjalanan ke ITC Sibec, sebuah pusat perbelanjaan grosir
di
Surabaya. Tempat ini merupakan pilihannya Anink. Memang jika
dibandingkan dengan harga di Mall, ditempat ini lebih murah. Namun
kebanyakan barang yang ada disini hampir sama dengan yang ada di Tanah
Abang. Setelah lelah mengitari ITC, kami memutuskan untuk mencari
penginapan. Kali ini kami menginap di Bisanta Bidakara Hotel. Hotel ini
adalah hotel favorit nyokap setiap kali datang ke Surabaya. Memang ini
bukan kunjungan kami pertama ke Surabaya, secara nya memang banyak
saudara kami yang bermukim di kota ini, namun ini adalah perjalanan Ega
pertama kali ke Surabaya.
Pagi
hari setelah sarapan kami langsung check out. Kami berencana menuju ke
Prigen, untuk ke Taman Safari II. Dalam perjalanan menuju ke Prigen,
kami melewati Porong Sidoarjo.
Kami sempat mampir sebentar untuk melihat. (Maaf ini bukan bermaksud
berwisata diatas penderitaan korban Lapindo) Kami hanya ingin tahu
seperti apa lumpur yang sudah
menenggelamkan 1
desa tersebut. Begitu turun dari mobil, bau yang sangat menyengat
langsung menusuk hidung kami. Untuk bisa melihat lumpur tersebut dari
dekat, kami harus membayar retribusi yang tidak resmi sebesar Rp.
5.000,- per orang. Begitu berada dipinggir bendungan, kami hanya bisa
ternganga. Betapa dahsyatnya lumpur yang sudah menenggelamkan ratusan
rumah tersebut. Lumpur yang berwarna hitam pekat dengan bau yang sangat
menyengat begitu luas membentang didepan mata, selain itu kepulan asap
dan letupan uap yang berasal dari lumpur menambah kelamnya sore itu.
Belum lagi mendung tebal yang menggantung semakin membuat suasana daerah
yang tenggelam oleh lumpur terasa semakin mencekam. Tidak lama kami
berada disitu, kami langsung meneruskan perjalanan menuju Prigen Jawa
Timur.
Mendekati
Prigen, kami bisa melihat pemandangan alam di kanan kiri jalan yang
indah, letak Taman Safari Prigen yang berada didataran ketinggian,
membuat kita bisa merasakan udara pegunungan selain pemandangan alam
yang indah tadi. Semakin dekat dengan Taman Safari tersebut, kabut
sangat tebal melingkupi daerah tersebut, padahal waktu baru menunjukkan
jam 11.00, ini dikarenakan daerah tersebut habis diguyur oleh hujan.
Tebalnya kabut membuat pandangan kami sangat terbatas , jika boleh
dikatakan sangat sulit melihat jarak lebih dari 1 meter. Ini membuat
kami harus extra hati-hati dalam menjalankan kendaraan kami, karena
selain medannya yang menanjak dan berliku serta jalanan yang licin habis
diguyur hujan dan masih menyisakan gerimis, harus ditambah dengan
pendangan yang terhalang kabut tebal. Sehingga begitu sampai ke Taman
Safari tersebut, kami langsung mengucapkan syukur.
Setelah
membayar tiket retribusi Rp. 40.000,- per orang, kami memutuskan untuk
berhenti sejenak ditempat pemberhentian I. Setelah memarkir kendaraan,
kami turun dan menuju ketempat penjualan souvenir. Dan meski tempat itu
sudah ada penerangan lampu, mata kami masih terhalang oleh kabut yang
tebal. Kami memutuskan menunggu beberapa saat, hingga kabut berkurang
ketebalannya, karena kami khawatir jika kami teruskan maka selain
membahayakan juga kami tidak bisa melihat binatang-binatang yang ada
disitu.
Taman
Safari Prigen ini dimiliki oleh orang yang sama dengan Taman Safari
Cisarua Bogor. Terakhir kali gw datang kesini sekitar 10 tahun yang
lalu. Secara keseluruhan tidak banyak yang berubah. Jika dibandingkan
dengan Taman Safari Cisarua, binatang di Cisarua lebih banyak dan
kemasan pertunjukannya juga lebih banyak. Selain itu tingkat kedatangan
pengunjung lebih banyak yang di Cisarua. Namun bagi gw, gw lebih suka
tempat ini. Selain kesan alaminya masih sangat berasa, disini lebih bisa menikmati hewan-hewan yang ada.
Setelah
berkeliling melihat satwa yang ada, kami menghentikan kendaraan kami di
area peristirahatan taman safari, selain untuk mengisi perut kami yang
sudah keroncongan karena super telat makan siang, diarea tersebut juga
disediakan berbagai macam arena permainan. Jika kita membeli tiket per
permainan yang berharga Rp. 10.000,- per permainan akan lebih mahal
dibanding jika kita membeli tiket terusan yang harganya Rp.40.000,-
Dari Taman Safari Prigen waktu sudah menunjukkan pukul 15.30, sehingga kami harus
bergegas
menuju Yogyakarta. Dalam perjalanan menuruni Taman Safari, kami sempat
melihat pelangi.. senengnya, sudah lama banget tidak melihat
pelangi...Semula perjalanan berjalan lancar, namun pada saat sampai di
Klaten tiba-tiba Ban Kendaraan kami sobek, sehingga kami haru
menghentikan sebentar perjalanan kami untuk mengganti ban tersebut.
Alhamdulillah laju mobil tidak sempat oleng. Sampai di Yogyakarta, waktu
sudah menunjukkan jam 03.30. Huahm.. ngantuk dan juga capek mulai
berasa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar