Minggu, 23 Desember 2012

Perjalanan Ke Timur - Jayapura, Papua



Akhirnya, bisa datang ke Papua kembali, jika diperjalanan sebelumnya adalah ke Kaimana maka kali ini ke Jayapura. And yap.. I’m the only women in our team from Yogyakarta.
Untuk sampai ke Jayapura, route yang harus kutempuh adalah Yogyakarta-Jakarta-Makasar-Biak-Jayapura. Sehingga total lama perjalanan adalah 6.5 jam di pesawat. Tidak termasuk menunggu untuk ganti pesawat. Perjalanan ke Indonesia timur selalu nya malam hari.. Capek, juga ngantuk  pastinya, namun dinikmati saja…
Baru di Jakarta, kami bergabung dengan teman2x dari Jakarta. Pesawat mendarat di Jayapura pada pukul 7.30 waktu setempat yang berarti pukul 5.30 di Yogyakarta. Waktu di Jayapura adalah 2 jam lebih cepat dari di Yogyakarta atau Jawa.
Turun dari pesawat keindahan alam papua sudah tampak didepan mata dengan  gunung yang hijau. Perjalanan kami menuju hotel melewati sepanjang gunung Cyclop dan  danau Sentani yang sangat cantik. Ya alam papua memang amat sangat cantik.. itulah hal terbesar yang selalu kurindukan dari Papua..

Kota Jayapura
Sebenarnya tempat ini lebih dari yang pernah aku bayangkan, di sini jalanan sudah teraspal halus, banyak pertokoan dan masih ada Mal. Bahkan disini juga sudah masuk beberapa restaurant franchise seperti KFC, Dunkin Donut dan Pizza Hut. Meski boleh dibilang kota ini masih harus berbenah, namun secara keseluruhan sudah bagus dibandingkan daerah papua lainnya. Hotel-hotel mewah pun sudah banyak berdiri ditempat ini.
Sebagaimana kebanyakan orang Indonesia Timur, sebagian besar penduduk di Jayapura beragama Nasrani, sehingga karena kedatangan kami di bulan Desember maka suasana natal sangat berasa di Kota ini. Lagu-lagu natal mengalun disepanjang jalan melalui tape compo pemilik toko, atau di stereo yang dipasang dipasar malam, tidak terlupa pula dari kendaraan-kendaraan yang lewat. Pohon natal dan lampu natal pun tidak ketinggalan menghiasi berbagai sudut kota, bahkan para penjual dipinggir2x toko pun menggunakan berbagai atribut santa claus..  so sepertinya tidak perlu harus sampai keluar negeri untuk ikut menikmati  kemeriahan natal bukan?

Oh ya 1 hal yang tidak kusuka dari Jayapura adalah: semua nya disini mahal.. hamper gak masuk akal banget harganya… bayangin, minum jeruk hangat di warung pinggir jalan 1 gelas 20 ribu, makan berdua minim Rp. 100.000,- an pasti keluar… hadew….

Kabupaten Keerom
Merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jayapura. Untuk sampai ke Keerom kami harus menempuh perjalanan selama +/- 2 jam dengan menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan ke Keerom kita lagi-lagi kita disuguhi pemandangan yang indah dari alam papua.. Ada 1 tempat yang amat sangat cantik yaitu di Nafri, pemandangannya selalu membuatku takjub, hanya sayang kami tidak bisa mengabadikan pemandangan disana, bahkan kendaraan dilarang berhenti di daerah ini. Sayang sekali.  Hal ini dikarenakan di daerah ini sering terjadi penembakan yang dilakukan oleh sniper atau penembak jitu yang tersembunyi. Itu sebabnya kendaraan selalu melaju kencang setiap melewati daerah ini. Setiap lewat daerah ini, deg2x an dan was-was terus bawaannya.. Namun bismillah sajalah
 Hari ke-3, tanggal 14 Desember 2012,  kami diinformasikan bahwa tanggal tersebut adalah ulang tahun OPM bintang 14 sehingga semua diminta untuk waspada bahkan bilamana perlu menjauhi Nafri/Keerom. Saat itu semua cemas dan was-was, namun karena masih adanya kegiatan yang harus dilaksanakan di Keerom maka hanya para pria yang berangkat sementara yang perempuan semua diminta tinggal di Jayapura. Itupun semua serba dipantau sehingga jika ada yang mengkhawatirkan maka semua diminta segera turun. Alhamdulillah semua tim kembali dengan selamat.

Skyline
Kenapa disebut skyline, karena daerah ini berada diatas ketinggian.. yang membuat kita bisa melihat pemandangan di bawahnya. Cantiknya..? jangan di Tanya.. top habis. Baik pegunungan maupun teluknya. Oh ya di tempat ini kita bisa membeli kelapa muda sambil menikmati pemandangan teluk Yautefa dengan airnya yang biru teduh dan dikelilingi pegunungan yang hijau disekitarnya. Soo beautiful. Saya sempat naik ketempat yang lebih tinggi hanya untuk menikmati cantiknya teluk Yautefa. 

Di Skyline ini pula kita bisa menemukan penjual kornet dari Papua Nugini. Menurut teman yang pernah mencobanya, rasanya sangat enak. Harga perkaleng Rp. 75.000,-. Hanya yang sempat membuat ragu, di kalengnya tidak ada tanggal expire nya. Menurut si penjual yang ada tanggal expire nya tidak bisa keluar dari PNG (Papuan Nugini)

Danau Sentani
Danau Sentani adalah salah satu danau yang terbesar di Indonesia.  Danau ini terletak di antara pegunungan Cyclops. Untuk mendekati danau ini dapat dilakukan melalui kampung Harapan. Dan sekali lagi kau akan terkesima dengan pemandangan cantik yang terhampar didepanmu.. Danau yang begitu luas, dengan beberapa pulau kecil ditengahnya, salah satu kampung yang berada di tengah danau adalah kampung Donday. Saat kami kesana Di dermaga, tertambat 2 speed boat milik pemda, sedangkan disatu sisi yang lain tertambat perahu motor semacam long boat. Kulihat Bapak tua sedang duduk dipinggir dermaga, iseng kutanya, bagaimana penduduk yang berada di tengah danau itu ke kota? Ternyata mereka menggunakan perahu yang wara wiri didanau tersebut. Timbul keinginanku untuk mengelilingi danau, dan ternyata harganya tidaklah mahal yaitu Rp. 10.000 per orang.. so what are we waiting for. Walhasil, jadilah kami mengelilingi danau Sentani dengan menggunakan perahu. Bersyukur sekali bisa memiliki kesempatan melihat ini semua. Senja sudah mulai beranjak turun saat kami berada ditengah danau Sentani, sehingga gelombang air danau cukup keras menggoyang-goyang perahu kami, sehingga rasa was-was tetap ada, pa lagi jangan berharap perahu akan dilengkapi dengan pelampung..

Hamadi
Apa yang menarik dari tempat ini? Di tempat ini terdapat pasar tradisional dan pusat oleh2x Papua. Barang-barang khas papua semua ada disini, dari koteka hingga lukisan diatas kulit pohon. Jadi jika ingin mencari souvenir Papua, datanglah ketempat ini, namun sekali lagi, jangan lupa menawar.
Tugu Mac Arthur
Terletak di Ifargunung, Sentani, Jayapura. Tugu ini merupakan bukti sejarah bahwa Douglas Mac Arthur, Panglima Perang Tentara Sekutu pernah pula nyampe di Papua. Pendirian tugu peringatan tersebut dimaksudkan untuk mengenang peristiwa Perang Pasifik melawan Tentara Jepang. Bangunan ini berdiri di atas lokasi Markas Tentara Sekutu pimpinan Jenderal Mac Arthur. Pada tanggal 22 April 1944 pukul 06.00 WIT, Tentara Sekutu dibawah Jenderal Mac Arthur mendarat di Holandia dengan Armada VII yang terdiridari 215 kapal dan 37.500 orang pasukan tempur serta 18.000 tenaga ahli tentara sekutu mendarat sambil bertempur dan terus mencari tempat untuk pertahanan atau markas.
Akhirnya, pasukan sampai di salah satu bukit yang cukup strategis di Ifargunung. Di tempat inilah didirikan base camp yang dinamai Seven Fleet (Kamp Armada VII) pada ketinggian kurang lebih 450 m dpal dekat Camp Gunung Cycloop. Jenderal Douglas Mac Arthur menancapkan topinya beserta emblem tentara sekutu, kemudian tempat ini dibuatkan tugu dari semen beton.


 Untuk  sampai ketempat ini perlu dipastikan kendaraan kita dalam kondisi sehat, karena jalanan yang menanjak. Sebelum masuk kita harus lapor ke pos tentara yang jaga disitu.. so prepare your ID. dari pos penjagaan kita masih harus melewati jalan yang berkelok-kelok untuk sampai di tugu Mac Arthur. Sampai di tempat, terlihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Dari atas kita bisa melihat keindahan danau sentani.. keren.. hanya sayang waktu kami sampai disana, pas hujan, sehingga kami tidak bisa berlama-lama menikmati pemandangan dari Tugu Mac Arthur..

Hal lain yang menarik di Jayapura:
  1. Batik
Batik yang merupakan kain tradisional Indonesia, memang terdiri dari berbagai macam corak dan motif, salah satunya Batik Papua. Ciri Batik Papua adalah didominasi dengan warna cerah dan motif Burung Cenderawasih, Tifa, dan Honai (rumah adat suku Wamena). Namun jika kau mengira bahwa batik papua itu di produksi  di Papua, jika kau berpikir seperti itu maka kau salah besar. Batik Papua diproduksi di 2 daerah yaitu Solo dan Pekalongan, sehingga jika kita cermati maka motif batik papua memiliki ciri kedua daerah tersebut
  1. Ketaatan lalu Lintas
Jika di ceritaku tentang Kaimana, kuceritakan taatnya kendaraan akan lalu lintas tidak terkecuali becak, maka di Jayapura ini pun tidak kalah menariknya, saking taat nya akan lalu lintas, logika kendaraan pun diterapkan kemanusia. Ceritanya, sore itu aku dan temanku ingin mencari warung makan yang dekat dengan hotel. Temanku yang sebelumnya pernah makan di warung itu sebut saja warung M, namun lupa tempat persisnya, sehingga kami menanyakan kepada penjual makanan kecil dipinggir jalan. Oleh si Ibu dijawab dengan ramah tempat warung tersebut, termasuk jalan yang harus kami lalui. Dan kamipun mengikuti arah petunjuk yang diberikan kepada kami.. setelah hampir sampai di warungnya, kami heran, ternyata warung itu tidak jauh dari tempat kami bertanya tadi, namun karena jalan yang kami ambil memutar jadi berasa jauh.. Teringat kejadian Kaimana, aku nyeletuk.. “sebentar, jangan2x ini jalan satu arah” dan benaarrr… OMG jadi manusiapun disamakan dengan kendaraan..
  1. Makanan Khas Jayapura
Berikut adalah daftar makanan yang kudu dibeli saat di Jayapura:
·         Kornet Papua Nugini : Bisa di beli di perbatasan atau di Skyline
·         Sambal Alrey : Adanya di warung Alrey Sentani, belinya kudu pesan dulu dan waktu mau pulang ke kota kita baru diambil
·         Roti Gulung Manokwari: dekat bandara Sentani
·         Buah Merah: Bisa dibeli di toko Pak Made
·         Coklat : Ini juga bisa di beli di toko Pak Made

Minggu, 14 Oktober 2012

Menikmati Solo dengan Cara yang Berbeda

Juni 2012

B
erawal dari melihatnya Ega ke sebuah bis tingkat (istilah Ega Bis tumpuk..^_^ ) yang melintas di jalanan kota Solo. Sejak itu hampir setiap saat Ega selalu minta naik bis tingkat, namun selalu jadwal bis dengan kunjungan kami ke Solo tidak pernah cocok. Sehingga pada saat Ega libur sekolah, maka kuputuskan untuk mengabulkan keinginan Ega untuk naik bis tingkat. Setelah mengumpulkan informasi, maka diperoleh:
1.      Bis hanya beroperasi pada hari minggu saja, kecuali saat liburan sekolah
2.      Tiket Bis bisa dibeli di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Yang menarik, kita bisa booking dulu
3.      Harga Tiket adalah Rp. 20.000,- per orang
4.      Start dan Finish Bis di Dinas Pehubungan Kota Surakarta
Well, berbekal informasi tersebut, maka akhirnya ku telephone  Dinas Perhubungan Kota Surakarta/Solo untuk booking tiket buat aku dan Ega, kami dapat jadwal Hari Minggu jam 09.00. Di Hari Minggu pagi, berangkatlah aku dan Ega ke Solo. Namun karena hari itu bersamaan dengan hari libur sekolah, palagi hari Minggu, jalanan lumayan padat. Sepanjang perjalanan aku berulang kali dihubungi oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta untuk menanyakan aku sudah sampai dimana dan memastikan aku tidak tersesat J .. Mereka cukup ramah dan sangat membantu, tks to bu Indri yang sudah banyak membantu..
Namun setelah mereka menunggu 20 menit dan kami belum sampai mereka menginformasikan bahwa mereka terpaksa berangkat terlebih dahulu, dan kami diminta untuk menyusul di Slamet Riyadi.
Akhirnya dapat juga kami naik bis tersebut dari jalan Slamet Riyadi, dan…mulailah perjalanan kami dimulai.. Bis terbagi menjadi 2 tingkat; bawah AC dan atas dengan jendela terbuka tanpa kaca, seperti Hippo Bus yang ada di Singapore. Sepanjang perjalanan ada guide yang memandu dan menjelaskan apa saja yang ada di kanan kiri kita, baik itu nama jalan, bangunan termasuk sejarahnya. Misal: saat bis melintas di pasar Gede, yang merupakan pasar tradisional tertua di Solo yang didepannya terdapat tugu jam, dijelaskan sejarah berdirinya tugu tersebut adalah untuk memperingati banjir yang pernah melanda kota Solo yang tinggi nya sama dengan tinggi tugu tersebut.. just knew..begitu pula saat melewati kampung Arab, Kraton dll.. Jadi dalam waktu yang sangat singkat selain berwisata, kita juga belajar mengenal secara cepat sejarah Kota Solo....  Pengalaman yang berharga
Secara keseluruhan, lama perjalanan menggunakan bis ini adalah 2.5 jam, namun bias lebih tergantung tingkat kemacetan Kota Solo. Selain Start dan Finish di Dinas Perhubungan Kota Surakarta, bis ini berhenti di 2 tempat yaitu: Jalan Slamet Riyadi dan Kebun Binatang Jurug.
Sebenarnya akan lebih menarik apabila penjelasan dari Guide yang ada lebih interaktif dan tidak sekilas-sekilas . Tips jika naik bis ini adalah terutama jika kalian memilih banguk diatas:
1.      Bawalah Kacamata, karena selain silau banyak debu yang bisa bikin mata pedih
2.      Bawalah makanan dan minuman secukupnya
3.      Meski tiket bisa dibeli di tempat, namun akan lebih nyaman jika booking tiket terlebih dahulu melalui telephone, karena kapasitas bis sangat terbatas.

Sekedar Flash Back:
Waktu aku kecil, di Solo sebenarnya sudah ada bis tingkat yang fungsinya sama dengan bis kota, namun dalam perkembangannya bis tingkat di Solo sempat menghilang lama, sampai akhirnya muncul dengan konsep yang benar-benar berbeda, bukan di fungsikan sebagai bis kota atau kendaraan umum tetapi difungsikan sebagai kendaraan wisata.

Family Trip - Singapore II


Family Trip – Singapore II
17-20 June 2012
Ega’s B’day

Ini kunjungan kami ke-2 bersama Ega… sebenarnya sekaligus memberikan hadiah ulang tahun Ega yang ke-4.. Sekali lagi, tiket kami beli sudah sejak 1 tahun yang lalu saat penerbangan AA ada promo…  total biaya tiket AA untuk kami bertiga Yogya-Sing-Yogya adalah : Rp. 2.345.000,- atau Rp. 781.670 per orang.
Dan setelah 1 tahun menunggu, akhirnya hari yang ditunggu2x datang juga… liburan… so exciting… Namun ternyata bulan Juni di Singapore itu masuk peak season.. sehingga semua menjadi mahal, dari mulai penginapan sampai tempat hiburan.. bahkan untuk apartement di Lucky Plaza yang biasanya dapat dengan rate di bawah S$ 90 di bulan Juni ini rate tembus di harga S$ 250 gila lebih mahal dari pada rate hotel…Akhirnya setelah mempertimbangkan berbagai hal kami memilih hotel 81 bencoolen. Reservasi kami lakukan melalui internet.  
Di Trip kali ini kami mengambil tempat-tempat yang belum kami datangi sewaktu trip kami ke Singapore sebelumnya.. see my previous post http://andinora.multiply.com/journal/item/56/Family-Trip-to-Singapore 
Post kali ini akan mengulas perjalanan kami ke :
  1. Night Safari
  2. Universal Studio
  3. Song of The Sea
  4. Krishnan Temple dan Kwan Im Kwan Im Thong Hood Cho Temple - Bugis Street
  5. Sri Mariamman Temple

DAY I
Tanggal 17 Juni pagi kami berangkat.. dan setelah menempuh perjalanan selama 2 jam akhirnya kami sampai di Singapore. Dari Bandara kami langsung menuju ke hotel.. sempat ill feel saat melihat bangunan hotel yang tua dan sudah mulai kusam.. Namun pemikiran kami menjadi berubah saat kami sampai ke kamar.. meskipun kecil kamar yang kami tempati sangat bersih..
Setelah menaruh barang dan makan siang kami menuju ke orchard road.. tadinya aku ingin ke science city tapi suami ku minta ke orchard road dulu, well jadi lah kami jalan2x ke orchard road dengan menggunakan MRT, kebetulan lokasi hotel sangat dekat dengan stasiun MRT. Setelah puas jalan2x kami lanjut ke night safari

Night Safari
Rasa penasaran ingin tahu seperti apa night safari yang ada di negeri ini maka ini adalah tujuan pertama kami. Terletak di Singapore Zoo yang jaraknya lumayan jauh. Dengan menggunakan MRT kita turun di Ang Mo Kio, masih harus dilanjutkan dengan menggunakan bis. Namun karena Ega ketiduran maka dari Ang Mo Kio station kami meneruskan perjalanan menggunakan Taxi. Karena jaraknya yang jauh maka biaya taxi nya mencapai S$ 17. Padahal kalau menggunakan Bis kita hanya harus membayar S$ 1.2 per orang.. perbedaan yang sangat significant ya...
Namanya aza Night Safari maka bukanya juga malam hari yaitu jam 18.30. Sampai sana sudah banyak pengunjung yang ngantri.. Setelah membayar tiket sebesar S$ 96 atau S$ 32    per orang maka kami masuk di arena antrian pengunjung. Biasa karena Juni masuk ke bulan liburan sekolah antrian panjang banget.
Perjalanan ditempuh dengan menggunakan kereta mobil, dengan pemandu perjalanan yang menjelaskan apa yang ada sepanjang perjalanan.. Ada beberapa peraturan yang harus ditaati selama perjalanan diantaranya adalah tidak boleh menyalakan blitz kamera atau handy cam, bahkan disarankan untuk tidak memotret. Hal ini dikarenakan sinar dari kamera dikhawatirkan akan mengagetkan binatang2x. Inti dari perjalanan ini adalah kita menikmati hutan dan binatangnya di malam hari. Lumayan menghibur meski sebenarnya jauh dari expectacy kami. Apalagi kebanyakan binatangnya adalah babi-babi dari mulai babi hutan sampai babi rusa dan sapi-sapi , bahkan sapi bali juga ada disini.. kata suami gue...”halah jauh2x kesini dan bayar mahal-mahal Cuma lihat babi dan sapi.. :) )” tapi sejauh itu lumayan menghiburlah.. Namun yang paling menarik bagi gw adalah cara pemandu yang menjelaskan selama perjalanan bukan hanya menjelaskan isi dari kebun binatang tetapi dia juga menyampaikan pesan-pesan untuk menjaga lingkungan terutama hutan hujan (Rain Forest) yang jumlahnya sudah sangat sedikit dan sangat penting untuk menjaga oksigen dunia... kreatif banget dech... Lama perjalanan +/- 1 jam. Ega.. pastinya sangat exciting banget meski takut karena gelapnya.. hehe.. senengnya bisa memperlihatkan Ega sesuatu yang Baru dan menarik buat dia..

DAY II, Sentosa Trip
Hari ini Ega Ulang Tahun yang ke-4... Horee... Happy Birthday My Lovely Son......Wish U many.. Many Happiness..
Hari ini tujuan kami adalah ke Pulau Sentosa.. jika perjalanan kami tahun lalu ke Pulau Sentosa kami menuju ke berbagai wahana di Pulau Sentosa seperti Underwater World, Insectisida ,etc.. maka kali ini kami ke Universal Studio dan Song of The Sea..
Sesampai di Vivo City kami membeli beberapa makanan dan minuman. Sebagaimana sudah saya sampaikan di post saya sebelumnya, makanan dan minuman di Pulau Sentosa sangat mahal sehingga ada baiknya sebelum ke Sentosa lebih baik membeli makanan dan minuman terlebih dahulu. Setelah itu kami naik ke Level 3 dan kami membeli tiket Sentosa Pass @ S$ 3 per orang dan Song of The Sea @ S$ 10 per orang sehingga total yang kami bayar adalah S$ 36, untuk tiket Universal Studio harus dibeli di Universal Studio langsung.

Universal Studio
Finally kesini juga... setelah berfoto di  globe universal studio dan gerbang studio kami langsung menuju loket untuk membeli tiket masuk. Dengan membayar tiket terusan seharga S$ 72 per orang.. jika dirupiahkan untuk ber3 yaitu 1 juta lebih untuk 3 orang.. (mahal ya… ) setelah itu mulailah kami memulai perjalanan kami mengitari Universal Studio. Secara keseluruhan sebenarnya Universal Studio hampir tidak berbeda dengan DUFAN yang ada di negara kita. Hanya jika yang ada di Studio mereka mengusung beberapa tema yang ada di film-film terkenal . Hal yang menarik dari universal studio ini selain toko souvenirnya yang menarik2x dan barangnya keren n lucu-lucu, begitu masuk langsung kita jumpai brosur yang berisi informasi secara jelas mengenai lokasi dan jam pertunjukan di masing-masing area. Selain itu bagi yang membawa anak kecil tidak perlu khawatir mereka akan capek berjalan keliling lokasi karena tempat ini menyediakan penyewaan stroller...
Beberapa tips ketika mengunjungi universal studio :
  1. Pelajari           peta lokasi pada brosur. Ini akan membantu kalian dalam memutuskan mana permainan atau pertunjukan yang akan kalian tuju, sehingga akan menghemat waktu kita
  2. Perhatikan jam-jam pertunjukan. Ini akan membantu kalian agar tidak ketinggalan pertunjukan yang akan kalian lihat.
  3. Bawalah jas hujan yang tipis, karena beberapa permainan akan membuat kita basah
  4. Bawalah topi/payung, karena udara di universal studio sangat panas
  5. Bawalah bekal makanan dan minuman yang cukup sebelum ke universal studio karena cuaca yang panas akan membuat kalian sangat haus dan pastinya jika beli di universal studio pastinya sangat mahal
  6. Bawalah baju ganti cadangan terutama jika bawa anak-anak, karena selain baju mudah basah karena keringat juga bisa kena semprotan air dari beberapa pertunjukan

Song of The Sea
Pertunjukan ini dimulai jam 17.30, sehingga waktu nya sangat pas dari universal studio dan langsung ke Song of the Sea.. ticket untuk acara ini adalah S$ 10/pax. Setelah menunggu sesaat akhirnya pertunjukan dimulai. Sekali lagi jika tidak ingin basah, jangan mengambil tempat duduk di baris terdepan..
Saat awal pertunjukan sedikit membosankan, namun setelah itu.. two tumb dech.. keren.. Song of the Sea secara keseluruhan merupakan pertunjukkan laser yang dikombinasikan dengan sound system dan drama musical. Most Recommended...

DAY III
KRISHNAN TEMPLE DAN KWAN IM THONG HOOD CHO TEMPLE - BUGIS STREET
Kali ini karena lokasinya yang sangat dekat dengan hotel, maka kami hanya berjalan kaki menuju kesana. Tujuan ke Bugis street apalagi jika bukan untuk cari oleh-oleh. Namun bukan itu yang ingin saya ulas disini karena mengenai Bugis street sudah pernah saya ulas sebelum nya. Namun yang masih sedikit terekspose, di Bugis street ini terdapat 2 tempat peribadatan agama yang berbeda, Krishnan Temple dan Kwan Im Thong Hood Cho Temple. Letaknya berdekatan dan hanya terpisah beberapa meter saja. Di sekitarnya, berjajar beberapa toko yang menjual alat-alat ibadah Buddha serta souvenir untuk wisatawan.
Terutama di dekat Kwan Im Thong Hood Cho Temple, Anda bisa menemukan berbagai penjual bunga mulai dari crysant sampai teratai yang rata-rata dijual S$ 1 per batangnya. Para penjual ini akan makin banyak ditemui jika tiba waktunya sembahyang cu it dan cap goh atau awal dan pertengahan bulan kalender Tionghoa. Karena, bunga-bunga ini biasanya digunakan oleh para pengunjung yang datang untuk bersembahyang.
Di kala sore hari, area di sekitar kuil ini juga menjadi tempat untuk bersantai dari orang muda sampai yang tua. Khususnya bagi para lansia, tempat ini juga menjadi tempat untuk memanjakan diri dengan hiburan berciri khas budaya mandarin. Para pengunjung bisa memesan lagu apa saja kepada para pemusik jalanan yang juga kebanyakan para lanjut usia ini.
Satu lagi sudut yang paling banyak dikunjungi oleh pengunjung adalah patung Buddha Maitreya. Dipercaya, mereka yang menyentuh tubuh patung ini seperti kepala dan perutnya, bisa memperoleh rezeki nantinya.. Jadi ingat stupa yang di Borobudur...

Sri Mariamman Temple
Setiap kali ke Singapore, aku selalu ke China Town, tetapi baru kali ini aku mengetahui keberadaan kuil ini, jadi judulnya adalah tidak sengaja, padahal selama ini selalu penasaran dimana lokasi kuil ini dan seperti apa..
Kuil Sri Mariamman merupakan kuil Hindu tertua di Singapore yang dibangun dengan gaya Dravida. Terletak di No 244 South Bridge Road, di distrik Chinatown pusat kota, kuil berfungsi terutama India Selatan Tamil Hindu Singapura di negara kota itu.
Sri Mariamman Temple didirikan pada 1827 oleh Naraina Pillai, delapan tahun setelah British East India Company yang didirikan penyelesaian perdagangan di Singapura.

Pillai adalah seorang pegawai pemerintah dari Penang yang tiba di Singapura dengan Stamford Raffles dalam kunjungan keduanya ke pulau pada bulan Mei 1819. Dia melanjutkan dengan mendirikan perusahaan konstruksi pertama di pulau itu. Dia juga memasuki perdagangan tekstil. Pillai cepat membuktikan dirinya dalam bisnis dan diidentifikasi sebagai pemimpin komunitas India.
Mariamman adalah Dewi yang disembah di Pedesaan India Selatan yang disembah untuk perlindungan terhadap penyakit. Kuil ini juga dikenal umat selama bertahun-tahun sebagai Vinayagar Sithi dan Gothanda Ramaswamy Mariamman Temple atau, lebih sederhana, Mariamman Kovil ('Kovil' menjadi kata Tamil untuk candi).
Secara historis, kuil itu Registry Nikah bagi umat Hindu. Pada saat itu, hanya imam Sri Mariamman Temple berwenang untuk melangsungkan upacara pernikahan Hindu di Singapura. Hari ini, di samping layanan keagamaan dan fungsinya, candi mempromosikan kegiatan sosial, budaya dan pendidikan yang beragam. Skala pintu-pintu ini dimaksudkan untuk mendorong kerendahan hati pada pengunjung dan menekankan skala manusia kecil dalam hubungannya dengan Tuhan. Pintu-pintu yang dipenuhi dengan lonceng emas kecil disusun dalam pola grid, Sehingga akan berdering ketika mereka bergerak melalui. Begitu memasuki kuil, alas kaki harus dilepas di pintu masuk sebagai tanda hormat.
Fokus kuil ini adalah ruang doa utama, yang diapit oleh dua kuil dewa sekunder - Rama dan Murugan. Ruang ibadah utama ini dikelilingi oleh serangkaian berdiri bebas kuil, bertempat di paviliun seperti struktur dengan atap kubah dihiasi, yang dikenal sebagai 'Vimana'. Ini didedikasikan untuk dewa berikut: Durga, Ganesha, Muthularajah - juga dikenal sebagai Mathurai Veeran, dewa Tamil pedesaan, Aravan dan Dropadi.

Tempat suci untuk Dropadi adalah yang kedua paling penting di dalam Bait Allah, karena ia merupakan pusat festival api tahunan berjalan diselenggarakan di candi ini. Di sebelah kiri Dropadi adalah Pandawa lima dari epik Mahabharata - Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula Sadewa dan Mereka dipimpin oleh Sri Krishna.
Elemen penting candi adalah tiang bendera berdiri bebas. Beberapa hari sebelum festival atau upacara ritual, bendera dinaikkan di sini. Senyawa candi juga berisi patung lingam dan patung Yoni. Festival tahunan yang unik adalah Festival Cahaya yaitu upacara api berjalan yang diadakan sekitar satu minggu sebelum Deepavali.

Menanti Fajar di Pananjakan dan Gunung Bromo - Jawa Timur

15 April 2012

DINGIN…..

Y
ap.. itulah kata yang pertama kali keluar dari mulut kami begitu keluar dari mobil.. ya.. jam

waktu itu menunjukkan pukul 01.50 pagi saat kami sampai diparkiran mobil di lereng gunung Bromo untuk menyaksikan matahari terbit. Melihat matahari terbit memang selalu menarik terutama di Bromo, buktinya meski udara dingin menusuk dan harus begadang serta menembus pekatnya pagi untuk naik ke tempat yang dituju dengan senang hati dijalani pula. Dan ini adalah ke-5 kali nya aku datang ke Bromo. Route kali ini berbeda dengan yang biasa aku tempuh dari Yogya, yaitu arah Purbalingga, kali ini route ngambil yang Pasuruan. Makanya sempat bingung dan celingak clinguk sepanjang perjalanan. Berhubung kali ini nginep di Batu - Malang, kami membutuhkan waktu 1 jam 45 menit untuk sampai di Bromo
Begitu turun dari mobil kami mulai mencari JEP yang bisa kami tumpangi untuk ke Penanjakan. Setelah tawar menawar akhirnya diperoleh kesepakatan untuk 2 lokasi yaitu Penanjakan dan Gunung Bromo tariff JEP nya adalah Rp. 400.000,- lumayan kenaikan yang signifikan disbanding tariff tahun sebelumnya yaitu Rp. 250.000,-. Mau tidak mau kami harus mengambilnya, karena peraturan disana memang tidak boleh menggunakan mobil pribadi kecuali mobil nya adalah JEP. Setelah menunggu 2 jam di parkiran, JEP yang akan membawa kami datang juga. Hanya membutuhkan waktu 15 menit sampailah kami di Penanjakan. Udara di Penanjakan lebih dingin daripada di parkiran. Iyalah secaranya tempatnya lebih tinggi.. Ada yang menarik dari percakapan kami dengan sopir JEP yaitu saat dia menyampaikan: “Kenapa sich

 mba Cuma untuk melihat matahari terbit saja harus susah2x sampai sini. Matahari terbit chan dimana-mana sama saja..” hehe.. mungkin itu pula pertanyaan yang sering kita lontarkan saat ada wisatawan dari luar daerah bersusah2x mengunjungi tempat wisata di kota kita yang menurut kita biasa saja, mungkin karena kita sudah sering melihatnya.
Begitu sampai Penanjakan kami tidak langsung turun dari JEP karena selain udara diluar sangat dingin sementara matahari baru akan terbit sekitar 1.5 jam lagi, jadi kami memilih menunggu beberapa saat dulu didalam JEP sebelum kami naik. Setelah ½ jam kami menunggu di dalam JEP dan sudah mulai banyak orang berdatangan, kami memutuskan untuk naik ke Penanjakan. Rasa dingin tidak mengalahkan niat kami menanti matahari terbit. Udara dingin ini akan lebih dingin jika kita datang ke tempat ini sekitar bulan Juli – Agustus, dimana suhu bisa mencapai -6 derajat celcius. Bagi yang lupa tidak membawa perlengkapan semacam jaket tebal, kupluk, sarung tangan, syal, atau kaos kaki.. bisa beli tidak perlu khawatir karena disini banyak yang menjualnya.. bahkan di beberapa kios banyak yang menyewakan jaket tebal dengan harga yang terjangkau yaitu Rp. 10.000 -  Rp. 15.000,- sekali peminjaman.

Dan sesuai dengan perkiraan, matahari terbit jam 05.20, sedikit demi sedikit semburat merahnya mulai perlahan naik, perlahan pula pemandangan indah disekitar Penanjakan mulai kelihatan. Di depan perlahan pula terlihat menyerupai 3 buah gundukan yang sebenarnya adalah gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru (yang merupakan gunung tertinggi). Cantiknya….? Hmmm so beautifull…
Setelah mengambil beberapa foto,

 kami bergegas turun untuk pindah ke lokasi berikutnya yaitu Gunung Bromo. Dari Penanjakan ke gunung Bromo medannya selain berkelak kelok ditambah jalanan yang rusak parah dan belum diperbaiki, apalagi pasca letusan gunung bromo beberapa waktu yang lalu.
Jalan yang berliku dan berlobang-lobang masih harus kami lanjutkan dengan melewati pada pasir hingga kami akhirnya sampai di lereng Gunung Bromo. Sampai di Gunung Bromo jam sudah menunjukkan pukul 07.00 dan udara sudah tidak lagi sedingin 

sebelumnya. Ternyata tempat parker JEP lumayan jauh dari Gunung Bromo nya. Sehingga untuk sampai ke tangga yang akan membawa kita naik ke puncak Bromo kita harus berjalan kaki lumayan jauh, atau jika tidak mau jalan kaki bisa menggunakan kuda yang menurutku harganya sekarang sudah sangat mahal yaitu berkisar Rp. 100.000 an padahal tahun lalu aku kesini masih Rp. 50.000,-hmmm

Yang jelas wisata ke Bromo memang selalu ngangeni… Cuma sekarang wisata di Bromo mahalllllll……………

Merah Putihku Merah Putihmu

15 November 2011

Pagi itu, Gunung Emansiri masih tetap tegak kokoh berdiri setia menjaga Kampung yang berpenduduk sekitar 120 orang itu. Kabut tipis masih tampak meliputi Gunung Emansiri saat kulangkahkan kakiku secara perlahan meniti jalan Kampung yang masih tampak lengang. Sesekali kami berpapasan dengan penduduk setempat yang dengan ramah selalu menyapa dengan mengucap salam, “selamat pagi..” sapaan yang hampir tidak pernah kutemui di kota aku berasal jika kita berpapasan dengan orang lain. Ya… riuhnya kota seolah menenggelamkan sapaan yang ternyata mampu menyejukkan hati. Sekejap aku teringat dengan yang aku temui di Jepang yang juga melakukan hal yang sama saat berpapasan dengan orang.. sapaan ohayoo gosaimasu, komban wa.. ternyata, hal-hal kecil seperti sapaan bisa membuat hati kita bahagia. Tanpa kami sadari, langkah kami hampir mencapai ujung Kampung, kami pun memutuskan untuk berbalik kembali menuju rumah singgah kami di Kampung tersebut.. Sebuah rumah singgah yang bagus menurut ukuran kampung itu.. Dalam perjalanan kembali kami, langkah kami tertarik menuju kearah bangunan yang berdiri megah dan kokoh. Tampak bendera merah putih berkibar ditiang yang tertancap ditengah pekarangan bangunan yang ternyata adalah sebuah Sekolah Dasar. Kami sempat tertegun, karena ternyata ditempat yang terpencil ini ada sebuah sekolah yang bagus.. lebih bagus dari beberapa SD di Kota ku, bahkan beberapa media sering memberitakan adanya sekolah yang rubuh saking tuanya atau tidak memiliki dana untuk perbaikan dan perawatan sekolahnya.. Kami pun tergerak untuk melihat kelas demi kelas yang ada disitu.. Ada papan tulis, meja dan bangku siswa maupun guru, globe, dan setumpuk buku pelajaran yang tampak masih baru tersusun didalam almari kelas. Langkah kami sampai salah satu sudut bangunan sekolah. Tampak beberapa anak sedang bermain. Ada 3 orang anak yang mengenakan seragam pramuka, dan 2 orang mengenakan pakaian bukan seragam. Kami menduga bahwa mereka adalah murid sekolah tersebut. Tebakan kami ternyata benar, mereka adalah murid sekolah tersebut. Rasa penasaran kami membawa kami mendekati anak-anak tersebut.. dan pertanyaan demi pertanyaan mengalirlah dari mulut kami, dari jam berapa mereka masuk sekolah? Mengapa belum masuk? Mana gurunya? Kelas berapa mereka? Dengan setengah berbisik mereka menjawab, beberapa lari menghindar.. Berikut jawaban singkat atas pertanyaan kami.. 1) sekolah mulai jam 08.00 2) guru belum datang 3) Guru ke kota dan 4) ada yang kelas 1, 2, 4, 5 dan 5. Satu-satunya guru yang ada di sekolah adalah penduduk setempat yang bertugas menjaga dan membuka pintu sekolah. Bagaimana dengan guru yang lain? Mengapa mereka ke kota? Apakah ada keperluan khusus, rapat misalnya..? kapan mereka kembali?.. Dengan wajah lugu mereka menjawab berbagai pertanyaan kami.. bahwa guru yang lain semua sedang ke kota karena sekolah dan tidak tahu kapan mereka kembali. Aku jadi teringat saat dulu masih sekolah, setiap ada guru yang tidak dapat hadir mengajar alias absent semua pasti bersorak karena berarti tidak ada pelajaran dan kami bisa pulang lebih cepat. Namun disini, berbanding terbalik, murid2x ini setiap hari datang kesekolah dengan menggunakan seragam tanpa ada guru yang mengajar. Kondisi ini seperti menohok kami… sekejap aku melirik arloji di tangan kiriku.. well.. kami masih punya waktu 1 jam sebelum kami berdua (aku dan mas adam) harus menjadi fasilitator sebuah kegiatan yang melibatkan berbagai aparat pemerintah Kampung di daerah tersebut. Secara reflek aku meminta anak-anak tersebut masuk kedalam kelas dan duduk, semua campur dari yang kelas 1 pai 6.. aku tidak tahu apa yang harus kusampaikan didepan kelas.. secaranya aku bukanlah seorang guru.. well doesn’t matter yang penting semangat berbaginya… meski belum mandi, dan masih menggunakan baju yang ku pakai tidur semalam dan mas adam juga masih dengan sarungnya, jadilah kami berdua berdiri didepan kelas itu.. Mata pelajaran apa yang harus kami sampaikan..? pertanyaan itu sempat menjadi diskusi kecil kami saat kami akan masuk ke kelas.. Hal pertama yang terbersit dikepalaku adalah maraknya pemberitaan mengenai pulau ini, tentang diskriminasi, eksploitasi sumber daya alam pulau ini yang mereka merupakan bagian dari bangsa ini, bangsa Indonesia.. akhirnya aku mengawali dengan hal dasar.. jadi tema 1 jam kedepan adalah Mengenal Indonesia. Sebelum kami mulai, aku dan mas adam mulai memperkenalkan diri kami, dan beralih ke teman-teman kecil kami… hampir semua sama, secara lirih, hampir tidak kedengaran dan dengan kepala tertunduk menyebutkan nama mereka.. cukup butuh waktu untuk meminta mereka dan menanamkan kepada mereka rasa percaya diri dengan secara lantang menjawab pertanyaan dengan menatap wajah kita. Aku awali tema belajar bersama ini.. (aku lebih suka menyebutnya belajar bersama daripada mengajar) dengan pengenalan dimana mereka tinggal dari mulai Kampung, Distrik kemudian Kabupaten.. sampai disini mereka masih bisa menjawab dengan baik. Namun saat kami lanjutkan dengan pulau, nama Negara kita serta lambang Negara kita.. tidak semuanya tahu.. Ironis.. bagaimana bisa anak2x bangsa kita tidak tahu nama dan lambang negaranya… padahal di tempat itulah diceritakan turun temurun, keberadaan burung Garuda yang menjadi lambang Negara kita. Tahap kedua kami mulai mengenalkan kembali sila-sila yang ada didalam Pancasila, apa arti dan makna yang terkandung didalamnya. Sebenarnya, jika kita semua kembali pada sila-sila yang ada dalam Pancasila, maka semua kekisruhan yang ada di Negara kita harusnya tidak terjadi. Kerukunan antar umat beragama, mengedepankan kemanusian yang adil dan beradap, menjaga persatuan dan kesatuan, mengedepankan musyawarah, serta mengakui persamaan hak azazi dan perlakuan yang adil. Saat kami memulai kelas kami, sesaat kemudian, beberapa kali kepala-kepala mungil tampak mengintip dibalik pintu kelas mengharapkan ingin masuk. Seketika kelas langsung penuh… terharu sekali kami melihat semangat tinggi mereka untuk belajar. Apa yang kami temui ini mungkin merupakan salah satu potret buram pendidikan kita, teman-teman kecil kami tadi bukanlah menandakan mereka tidak pintar.. bukan, hanya mereka tidak memiliki kesempatan yang besar seperti kita. Semangat dan kemauan yang tinggi untuk terus belajar, untuk terus maju semua mereka miliki… Lantas apakah hanya gelontoran dana dari pusat yang mereka butuhkan? Apakah alasan geofrafis menjadi pembenaran untuk menghambat sebuah pengabdian dan dedikasi? Satu jam berlalu begitu cepat.. namun 1 jam itu sudah memberi kami banyak pelajaran.. kami belajar banyak dari teman-teman kecil kami.. semangat, kemauan tidak luntur meski dengan keterbatasan yang ada.

Perjalanan Ke Timur - Kaimana, West Papua

6 October 2011

Kaimana KotaSenja

Exciting sekali sewaktu tahu bahwa penugasan kali ini akan ke Papua, meski di bulan ini jadwal aku sangat padat. Papua… tempat yang terkenal dengan keindahan alamnya, namun sering pula terdengar konflik yang selalu melanda daerah tersebut, sebagaimana yang aku alami sebelum berangkat kemarin. Berita di televisi selalu memberitakan keributan (konflik didaerah ini). Sehingga sedikit membuat was-was aku dan suamiku.

Tim kali ini terdiri dari 6 orang yaitu Aku, Mas Sony, Mas paijo, Mas Adam, Mas Eko, dan Mas Gozhi. Yap.. I’m the only women in here. Perjalanan panjang harus kami tempuh sebelum sampai ke papua dengan route perjalanan Yogya-Jakarta dengan 1 jam perjalanan, Jakarta Ambon dengan lama penerbangan 3.5 jam, dan Ambon Kaimana 1.5 jam sehingga total perjalanan adalah 6 jam, tapi transit dari penerbangan satu ke penerbangan lainnya menambah lelah dan lama waktu perjalanan kami. Transit di Bandara Soekarno Hatta sebelum kami dapat terbang lagi adalah sekitar 4 jam. Padahal kami nyampe Jakarta pukul 21.00 dan baru akan terbang lagi pukul 01.30 wala.. dan bermalamlah kami di Bandara Soekarno Hatta.
Udara panas menyambut kedatangan kami di Kaimana, Ini dipengaruhi oleh kondisi Kaimana yang dikelilingi oleh laut. Pemandangan daerah yang sedang berbenah merupakan pemandangan hampir sama di setiap daerah yang ada di luar Pulau Jawa, namun kami agak terkejut saat mengetahui banyaknya mobil bagus di Kaimana. Dari Bandara, kami langsung menuju hotel Nirmala, hotel terbagus kedua di Kaimana setelah Kaimana Beach. Meskipun hotelnya biasa namun cukup bersih dan fasilitasnya lengkap dari mulai AC, televisi, shower airpanas & dingin. Sedikit terhiburlah padahal aku sudah bersiap dengan kemungkinan terburuk sekalipun.
Kaimana adalah kota yang dikelilingi oleh Laut dan Bukit, pemandangannya sangat indah. Sehingga meskipun udara disiang hari sangat panas, namun setiap jam 13.00 kabut pasti sudah turun menutupi bukit yang ada di Kaimana.
Beberapa fakta yang menarik tentang Kaimana:
  1. Makanan : Bagi penggemar seafood, maka Kaimana adalah surganya. Seafood disini dijual sangat murah sekali dan so fresh. Selain itu daging rusa merupakan salah satu makanan khas disini, hanya sayang jika melihat proses penangkapan rusanya maka keinginan makan daging rusa seperti hilang sudah. Rusa biasa dibawa dari Kampung-Kampung yang ada di Kaimana dengan menggunakan perahu untuk dibawa ke pasar di Kaimana. Proses penangkapannya adalah rusa tersebut ditakuti2xi (bahasa jawanya di gusah) hingga lari dan tercebur kedalam laut, baru kemudian ditangkap, karena saat rusa didalam air maka rusa tidak dapat bergerak. Harga berbanding terbalik jika kita membeli mie instant, terutama jika yang sudah dimasak dengan cara direbus dan ditambah telor, 1 porsi harganya Rp. 30.000,- walaa.
  2. Transportasi: Transportasi diKaimana rata-rata menggunakan perahu, becak atau ojek. Hampir semua kendaraan yang ada di Kaimana dibawa dari Surabaya. Jangan salah, mobil ataupun motor yang ada disini adalah buatan yang terbaru semua. Tidak ada kendaraan yang dibawah tahun 2000
  3. Tata Tertib Lalu Lintas: Masyarakat di Kaimana sangat tertib lalu lintas. Salah satu yang membuat kami tercengang-cengang adalah saat kami akan makan siang di bumsur, kami naik becak didekat gereja, kebetulan gerejanya berada di tikungan. Setelah naik ke becak, sopir becak segera mengayuh becaknya muter jauh yang bahkan hampir sampai ke hotel kami kembali, dan ternyata diujung putaran itu adalah tikungan gereja itu hanya jalannya satu arah maka dia harus memutar. Walah, padahal kalau di Jawa, ada kondisi seperti itu maka sopir becak akan mendorong becaknya sedikit kebelakang kemudian langsung ketikungan jl. Bumsur. Tapi disini tidak, sopir becak malah memilih jalan yang memutar jauh. Fakta lain, saat kami naik mobil yang akan membawa kami ke rumah kepala distrik,dari jauh kami melihat ada truk mau belok, maka mobil dari jauh sudah berhenti dan member jalan kepada truk tersebut. Satu lagi, ongkos naik becak di Kaimana jauh dekat dihitung per orang yaitu Rp. 3.000,-
  4. Transaksi Pembayaran: Uang yang merupakan alat pembayaran ternyata ada perkecualian disini. Sebelumnya aku berpikir bahwa karena Kaimana masih merupakan bagian dari Indonesia maka alat pembayarannya pun sama, namun aku salah. Disini, uang logam tidak terpakai alias tidak laku, berapapun nominalnya. Ini kami ketahui saat aku akan membeli peniti disalah satu kios di Kaimana, aku Tanya berapa harganya, dan dijawab bahwa harganya adalah Rp. 2.000,- maka segera kubayar dengan uang pecahan Rp. 500 an yang kumiliki, dan ternyata itu ditolak oleh si penjual, katanya uang logam di Kaimana hanya digunakan untuk kerokan, meskipun pecahan Rp. 1.000 an, lalu bagaimana dengan harga barang yang missal 1.200 atau 1.500 an ? tanya kami kemudian, dia menjawab bahwa di Kaimana tidak ada hal semacam itu, adanya pembulatan. Jadi kalau 1.500 maka di bulatkan 2.000 begitu seterusnya. Kondisi ini pun aku cross check chan dengan penjual yang lain, dan ternyata jawabnya sama. Bahkan Bank pun juga gak terima uang recehan bo’…
  5. Keramahtamahan Penduduk: Bayangan tentang penduduk papua buyar seiring dengan berinteraksinya kami dengan masyarakat sekitar, mereka sangat ramah sekali dan very helpful… meski fisik nya mereka menyeramkan ^_^
  6. Sampah dan Nyamuk : Hal yang paling tidak kusukai dari Kaimana adalah sampah dan Nyamuk… kedua hal ini saling berhubungan satu sama lain, bagaimana tidak banyak nyamuk jika sampah menggunung dan menutup saluran got. Padahal didepan rumah sudah ada tempat sampah yang dipisah untuk sampah kering dan sampah basah, di pasar juga sudah disediakan bak sampah, tapi bukannya buang sampah di tempat sampah yang sudah disediakan, sampah malah dibuang dibawah tempat sampah atau digot… jadi dampaknya ya itu tadi saluran air mampet, nyamuk segede2x gaban.
  7. Cuaca: Cuaca di Kaimana sangat tidak bisa ditebak, meski panas tapi bisa kemudian tiba2x hujan, jadi meski gw berada di Kota Senja selama 10 hari, belum 1 kalipun ku melihat senja yang menjadi ikon Kaimana tersebut lantaran hujan yang turun tiap hari… Nasib… Nasib…
  8. Souvenir : Jangan berharap akan memperoleh souvenir dari Kaimana. Satu-satunya took souvenir yang ada di Kaimana hanya ada di Bandara Kaimana saja, soal harga… jangan ditanya… muahalnya poll… apalagi dengan kualitas yang jauh dari standard. Jadi ini peluang besar untuk buka bisnis di Kaimana. Kaimana terkenal dengan mutiara, dan tanduk rusa. Kedua barang tersebut jika di Jawa mahal sekali harganya. Namun untuk memperoleh kedua barang tersebut juga tidak mudah. Catatan untuk tanduk rusa, bungkuslah dengan rapi dengan karton yang menutup semua tanduk, jika tidak ingin berurusan dengan bagian karantina bandara. Meski lolos dari pemeriksaan bandara Kaimana (maklum pengawasannya gak ketat, alat screening ada, tapi sayang Cuma jadi pajangan doing ^_^ alias kagak kepake) kalian akan kesulitan lolos dari screening bandara yang lain (jika anda harus transit) karena untuk setiap tanduk rusa yang kita bawa maka harus ada surat lolos karantina
  9. Pedagang : Ada yang menarik mengenai pedagang di Kaimana, untuk pedagang lalapan (maksudnya adalah penjual makanan warung tenda yang menjual seafood+sambal+lalapan) didominasi orang dari Lamongan, untuk pedagang pakaian didominasi oleh pedagang dari Klaten.
  10. Kerukunan beragama : Hal yang cukup membuat kami tercengang adalah kerukunan antar umat beragama di Kaimana. Ada suatu persyaratan bahwa apabila akan membangun masjid maka yang membangun haruslah orang Kristiani begitu pula sebaliknya. Apabila tiba saat idul fitri maka masyarakat yang beragama Kristiani akan datang ke rumah masyarakat yang beragama  Muslim dengan membawa berbagai makanan sehingga yang merayakan hari raya tidak perlu bersusah payah memasak makanan begitu pula sebaliknya.

Nah ke-10 hal tersebut diatas adalah hal-hal yang jarang terungkap di public atau media selama ini. Dengan berkunjung ke wilayah timur Indonesia, aku semakin percaya betapa kaya nya negeriku. Negeriku yang gemah ripah loh jinawi, baru terbukti jika kita menuju ke Indonesia Timur.
Hal lain yang menarik dalam perjalanan kali ini, aku memperoleh sahabat-sahabat baru yang sangat menyenangkan, baik dan sangat menghibur selama 10 hari kami jauh dari Keluarga. Thank you guys for all the brotherhood… and miss u all…
Semoga masih ada kesempatan berkunjung ke Indonesia Timur lagi…
Damailah Indonesiaku…