Rabu, 10 Oktober 2012

My 7 Years Long Road

Yogya, 7 October 2009

Hari ini... tepat 7 tahun aku bergabung dengan institusi ini... Partnership For Governance Reform In Indonesia, atau di bahasa Indonesianya adalah Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia...
Seperti baru kemarin aku mengikuti tes seleksi  di Institusi ini. Masih teringat pula bagaimana kantor pertama kami dulu yang berada di kompleks bekas PU. Meski berada di jantung utama kota Yogyakarta yaitu Malioboro.. jangan bayangkan kantor kami adalah suatu kantor yang megah. Karena ini adalah kontribusi dari pemda setempat ya jadinya kami terima begitu saja. Kantor kami.. boleh dibilang sudah sangat tua dengan sekat ruangan dari kayu pernisan, tanpa korden, karpet pun tak ada untuk menutupi ubinnya yang sudah dekil dan seperti ubin dapur. Waktu itu, kami tidak punya apa-apa.. telphone, fax, komputer.. bahkan untuk kursi pun kami tidak punya... sering jika ada pertemuan atau tamu, aku harus pinjam dari kantor sebelah dan berpeluh2x ngangkatin kursi itu. Setiap kali perlu telephone atau kirim fax, aku harus lari ke wartel begitu juga tuk fotocopy. Semua aku jabani sendiri. Hingga satu demi satu perlengkapan kantor mulai ada.. kursi, meja kerja, dispenser, kecuali telp.. ini kami dapat cukup lama. Tergambar jelas bagaimana reaksi orang-orang setiap kali datang ke kantor kami.. mereka benar2x heran Bagaimana bisa kantor Partnership yang nota bene adalah lembaga besar (bener gak sich..) kantornya di Yogya tua mana berdebu.. dan pemandangan ini akan berbanding terbalik 100% dengan kantor regional Partnership yang ada di Medan. Pandangan itu bukan hanya dari mitra kami dari internal sendiri juga banyak yang kaget. Beberapa komentar yang berkesan yaitu komentar Bu Ate dan Mas Ota. Bu Ate: “Nora..... ini kantor apa Gudang...”  sedang Mas Ota: “Kalian udah pada cek paru2x belum..? lama disini hati-hati lho bisa sakit paru2x” hehehe... Namun itu hanya sebagian kecil.
Meski harus kerja susah payah dan sering pulang malem dan hampir tidak ada waktu untuk urusan pribadi, dulu aku sangat bangga bergabung dengan institusi ini. Aku yang berlatar belakang corporate, seperti menemukan dunia baru. Di Institusi ini aku bertemu dan bekerja sama dengan banyak orang-orang hebat. Jika  meminjam istilahnya Pak Sobary “Para Selebritis..” dan yang paling aku rasakan waktu itu.. hei secara gak langsung gue sudah membantu masyarakat di negeri gue terutama dalam perbaikan kebijakan.. sempat waktu itu gue berkata,”Inilah kerja yang selama ini gue cari.” Bukan soal nominal.. tapi disinilah aku menemukan apa yang kucari.
Back ground corporateku selain membantu kerja ku namun ternyata juga kadang menjadi kendala karena aku menjadi saklek dan hanya menerima hitam putih. Hingga akhirnya salah satu konsultanku yaitu Bapak Teguh berkata, “Nora, kalau kamu bekerja, jangan hanya menggunakan logika tapi juga gunakan hati kamu. Saya tahu maksud kamu baik, namun kamu harus tahu dan bisa membaca mana yang orang melakukan salah karena dia memang tidak tahu dan mana yang melakukan kesalahan karena dia curang. Kalo kamu tahu dia bikin salah karena dia memang tidak tahu maka adalah tugas kamu untuk membuat dia paham dan mengerti sehingga memperbaiki kesalahannya. Namun jika kamu tahu dia curang atau culas, maka kamu boleh babat dia habis.” Aku seperti terhenyak. Pake hati.. itu yang aku jadi lupa karena di corporate hanya tahu namanya persaingan dan hitam putih. Duh.. dan kalimat ini sampai saat ini terus aku pegang.  Ditahun pertama, staff Yk ada 4 yaitu 3 orang consultants yaitu Pak Teguh, Pak Rohandi dan Pak Indrawan (aku sering masnggilnya mas..)dan 1 orang staff admin assisstant yaitu gue. Kebayang chan kerja gue dengan 3 orang atasan dan fasilitas yang terbatas. Tapi gue sungguh enjoy, bahkan meski kalo pulang gue masih kudu bawa kerjaan ke rumah. Its ok.
Pertama Partnership di Yogya adalah di support oleh Asian Development Bank (ADB). Seiring dengan berakhirnya dukungan ADB kepada Partnership, berakhir pulalah masa tugas ke-3 konsultan tersebut. Keberlanjutannya diteruskan oleh Partnership secara langsung. Posisi ke-3 konsultan diganti dengan 1 orang Regional Manager. Sehingga kemudian diadakan recruitment dan salah satu persyaratannya adalah harus orang Yogya.  Dari proses recruitment tersebut terpilihlah Bapak Idham Ibty. Sosok beliau bagi gue gak asing sich benernya karena beliau dulu adalah salah satu mitra kami juga.
Seiring dengan adanya gempa yang melanda Yogya pada tanggal 27 Mei 2006, maka kantor kami juga ikut pindah. Sebenarnya kepindahan ini bukan karena gempa tapi diikuti proses yang cukup panjang yaitu dari mulai diminta untuk pindah oleh Baparda karena komplek exs PU tersebut sudah mulai dipakai oleh Baparda. Kami harus  mencari tempat yang baru. Dari yang rumah dinas yang sudah lama tidak ditinggali tanpa ada air dan listrik, sampai ruangan seluas garasi mobil pernah coba diajukan ke kami. Dan pilihan terakhir adalah gedung bekas laboratorium UGM yang ada di JL. Tentara Zeni Pelajar. Akhirnya oleh Sekda DIY, waktu itu Pak Bambang, Gedung ini ditetapkan untuk digunakan oleh 3 lembaga yaitu LOD, LOS dan Partnership. Konsep awalnya adalah ke-3 lembaga ini adalah jendela pelayanan Yogyakarta atau bahasa londonya adalah Windows of Yogyakarta. Jangan berpikir bahwa pada awalnya kantor ini sudah seperti sekarang ngga banget. Kondisi gedung ini sebelumnya sudah parah karena lama tidak digunakan. Sudah banyak yang rusak gelap dan banyak dihuni oleh gelandangan. Sehingga harus dilakukan beberapa langkah sebelum di tempati yaitu: 1) Membersihkan area ini dari para gelandangan  2) membersihkan pedagang kaki lima dari sekitar gedung 3) merenovasi bangunan agar layak pakai.
Untuk nomor 1 dan 2 pemprov lebih pegang peranan. Nah giliran nomor 3 kami perwakilan dari LOD, LOS dan Partnership juga dilibatkan dalam proses renovasi terutama dalam perencanaan bangunan. Yang meliputi: material, jumlah atau luas ruangan berdasar kebutuhan, jaringan listrik, jumlah penerangan, air, ventilasi, etc. Wuah.. ternyata gak mudah. Aku yang memiliki background ekonomi mana ngerti mengenai gambar dan denah bangunan whadueh...
Namun dengan semangat dan usaha alhamdulillah.. selesai juga.. dan aku ternyata bisa... hingga akhirnya kami sekarang bisa pindah di gedung yang nyaman ini.
7 Tahun ku mengabdi di Institusi ini.. sudah banyak yang aku saksikan dan aku alami.. baik itu bagian yang menyenangkan sampai yang menyedihkan...its a long journey.. pergantian direktur dari Pak Rizal Malik, Pak H.S Dillon, Pak Sobary dan periode sekarang Pak Wicaksono. Selain itu satu persatu teman-teman datang silih berganti.
Aku hanya berharap, institusi ini tidak bubar meski aku masih atau tidak bergabung dengan institusi ini. I love this institution alot

Comment From a Friend
ceritavidy wrote on Jan 3, '10
Hm..hm..lama juga ya mbak. Jadi paling senior di Patrnership Jogja semenjak mas Idham tidak lagi bergabung secara resmi. Semangat...Nanti kalo aq ke Yogya masih boleh mampir kan yak walaupun dah jadi alumni? heheh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar