Yogya, 7 October 2009
Hari
ini... tepat 7 tahun aku bergabung dengan institusi ini... Partnership
For Governance Reform In Indonesia, atau di bahasa Indonesianya adalah
Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia...
Seperti baru kemarin aku mengikuti tes seleksi di
Institusi ini. Masih teringat pula bagaimana kantor pertama kami dulu
yang berada di kompleks bekas PU. Meski berada di jantung utama kota
Yogyakarta yaitu Malioboro.. jangan bayangkan kantor kami adalah suatu
kantor yang megah. Karena ini adalah kontribusi dari pemda setempat ya
jadinya kami terima begitu saja. Kantor kami.. boleh dibilang sudah
sangat tua dengan sekat ruangan dari kayu pernisan, tanpa korden, karpet
pun tak ada untuk menutupi ubinnya yang sudah dekil dan seperti ubin
dapur. Waktu itu, kami tidak punya apa-apa.. telphone, fax, komputer..
bahkan untuk kursi pun kami tidak punya... sering jika ada pertemuan
atau tamu, aku harus pinjam dari kantor sebelah dan berpeluh2x
ngangkatin kursi itu. Setiap kali perlu telephone atau kirim fax, aku
harus lari ke wartel begitu juga tuk fotocopy. Semua aku jabani sendiri.
Hingga satu demi satu perlengkapan kantor mulai ada.. kursi, meja
kerja, dispenser, kecuali telp.. ini kami dapat cukup lama. Tergambar
jelas bagaimana reaksi orang-orang setiap kali datang ke kantor kami..
mereka benar2x heran Bagaimana bisa kantor Partnership yang nota bene
adalah lembaga besar (bener gak sich..) kantornya di Yogya tua mana
berdebu.. dan pemandangan ini akan berbanding terbalik 100% dengan
kantor regional Partnership yang ada di Medan. Pandangan itu bukan hanya
dari mitra kami dari internal sendiri juga banyak yang kaget. Beberapa
komentar yang berkesan yaitu komentar Bu Ate dan Mas Ota. Bu Ate:
“Nora..... ini kantor apa Gudang...” sedang
Mas Ota: “Kalian udah pada cek paru2x belum..? lama disini hati-hati
lho bisa sakit paru2x” hehehe... Namun itu hanya sebagian kecil.
Meski
harus kerja susah payah dan sering pulang malem dan hampir tidak ada
waktu untuk urusan pribadi, dulu aku sangat bangga bergabung dengan
institusi ini. Aku yang berlatar belakang corporate, seperti menemukan
dunia baru. Di Institusi ini aku bertemu dan bekerja sama dengan banyak
orang-orang hebat. Jika meminjam
istilahnya Pak Sobary “Para Selebritis..” dan yang paling aku rasakan
waktu itu.. hei secara gak langsung gue sudah membantu masyarakat di
negeri gue terutama dalam perbaikan kebijakan.. sempat waktu itu gue
berkata,”Inilah kerja yang selama ini gue cari.” Bukan soal nominal..
tapi disinilah aku menemukan apa yang kucari.
Back
ground corporateku selain membantu kerja ku namun ternyata juga kadang
menjadi kendala karena aku menjadi saklek dan hanya menerima hitam
putih. Hingga akhirnya salah satu konsultanku yaitu Bapak Teguh berkata,
“Nora, kalau kamu bekerja, jangan hanya menggunakan logika tapi juga
gunakan hati kamu. Saya tahu maksud kamu baik, namun kamu harus tahu dan
bisa membaca mana yang orang melakukan salah karena dia memang tidak
tahu dan mana yang melakukan kesalahan karena dia curang. Kalo kamu tahu
dia bikin salah karena dia memang tidak tahu maka adalah tugas kamu
untuk membuat dia paham dan mengerti sehingga memperbaiki kesalahannya.
Namun jika kamu tahu dia curang atau culas, maka kamu boleh babat dia
habis.” Aku seperti terhenyak. Pake hati.. itu yang aku jadi lupa karena
di corporate hanya tahu namanya persaingan dan hitam putih. Duh.. dan
kalimat ini sampai saat ini terus aku pegang. Ditahun
pertama, staff Yk ada 4 yaitu 3 orang consultants yaitu Pak Teguh, Pak
Rohandi dan Pak Indrawan (aku sering masnggilnya mas..)dan 1 orang staff
admin assisstant yaitu gue. Kebayang chan kerja gue dengan 3 orang
atasan dan fasilitas yang terbatas. Tapi gue sungguh enjoy, bahkan meski
kalo pulang gue masih kudu bawa kerjaan ke rumah. Its ok.
Pertama
Partnership di Yogya adalah di support oleh Asian Development Bank
(ADB). Seiring dengan berakhirnya dukungan ADB kepada Partnership,
berakhir pulalah masa tugas ke-3 konsultan tersebut. Keberlanjutannya
diteruskan oleh Partnership secara langsung. Posisi ke-3 konsultan
diganti dengan 1 orang Regional Manager. Sehingga kemudian diadakan
recruitment dan salah satu persyaratannya adalah harus orang Yogya. Dari
proses recruitment tersebut terpilihlah Bapak Idham Ibty. Sosok beliau
bagi gue gak asing sich benernya karena beliau dulu adalah salah satu
mitra kami juga.
Seiring
dengan adanya gempa yang melanda Yogya pada tanggal 27 Mei 2006, maka
kantor kami juga ikut pindah. Sebenarnya kepindahan ini bukan karena
gempa tapi diikuti proses yang cukup panjang yaitu dari mulai diminta
untuk pindah oleh Baparda karena komplek exs PU tersebut sudah mulai
dipakai oleh Baparda. Kami harus mencari
tempat yang baru. Dari yang rumah dinas yang sudah lama tidak
ditinggali tanpa ada air dan listrik, sampai ruangan seluas garasi mobil
pernah coba diajukan ke kami. Dan pilihan terakhir adalah gedung bekas
laboratorium UGM yang ada di JL. Tentara Zeni Pelajar. Akhirnya oleh
Sekda DIY, waktu itu Pak Bambang, Gedung ini ditetapkan untuk digunakan
oleh 3 lembaga yaitu LOD, LOS dan Partnership. Konsep awalnya adalah
ke-3 lembaga ini adalah jendela pelayanan Yogyakarta atau bahasa
londonya adalah Windows of Yogyakarta. Jangan berpikir bahwa pada
awalnya kantor ini sudah seperti sekarang ngga banget. Kondisi gedung
ini sebelumnya sudah parah karena lama tidak digunakan. Sudah banyak
yang rusak gelap dan banyak dihuni oleh gelandangan. Sehingga harus
dilakukan beberapa langkah sebelum di tempati yaitu: 1) Membersihkan
area ini dari para gelandangan 2) membersihkan pedagang kaki lima dari sekitar gedung 3) merenovasi bangunan agar layak pakai.
Untuk
nomor 1 dan 2 pemprov lebih pegang peranan. Nah giliran nomor 3 kami
perwakilan dari LOD, LOS dan Partnership juga dilibatkan dalam proses
renovasi terutama dalam perencanaan bangunan. Yang meliputi: material,
jumlah atau luas ruangan berdasar kebutuhan, jaringan listrik, jumlah
penerangan, air, ventilasi, etc. Wuah.. ternyata gak mudah. Aku yang
memiliki background ekonomi mana ngerti mengenai gambar dan denah
bangunan whadueh...
Namun
dengan semangat dan usaha alhamdulillah.. selesai juga.. dan aku
ternyata bisa... hingga akhirnya kami sekarang bisa pindah di gedung
yang nyaman ini.
7
Tahun ku mengabdi di Institusi ini.. sudah banyak yang aku saksikan dan
aku alami.. baik itu bagian yang menyenangkan sampai yang
menyedihkan...its a long journey.. pergantian direktur dari Pak Rizal
Malik, Pak H.S Dillon, Pak Sobary dan periode sekarang Pak Wicaksono.
Selain itu satu persatu teman-teman datang silih berganti.
Aku
hanya berharap, institusi ini tidak bubar meski aku masih atau tidak
bergabung dengan institusi ini. I love this institution alot
Comment From a Friend
ceritavidy wrote on Jan 3, '10
Hm..hm..lama
juga ya mbak. Jadi paling senior di Patrnership Jogja semenjak mas
Idham tidak lagi bergabung secara resmi. Semangat...Nanti kalo aq ke
Yogya masih boleh mampir kan yak walaupun dah jadi alumni? heheh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar