Ramadhan... selain berpuasa, kita juga di sunnahkan untuk melakukan itikaf. Yaitu sholat malam setelah malam Lailatul Q’dar. Pengen banget bisa Itikaf, namun setiap kali akan berangkat ada saja yang membuatku menunda niat dulu. Ega yang sakit, suami yang mendadak kudu keluar kota.
Hingga
akhirnya di akhir bulan Ramadhan, aku masih sempat menjalankan sholat
itikaf. Bareng dengan adik sepupuku Aning, dan kedua teman yaitu Palupi
dan Purie, kami melakukan Itikaf dari satu masjid ke masjid yang lain
setelah itu kami lanjutkan dengan sahur bersama di sudut2x kota Yogya.
Purie menyebutnya Safari Ramadhan.. hmm.. istilah yang lumayan keren...
Dinginnya
malam dan sunyinya jalanan tak menyurutkan langkah kami tuk menunaikan
ibadah kami. Dengan mengendarai Mio ku, aku dan aning membelah kota
Jogja dengan terlebih dahulu nyamperin Palupi dan Purie. Sebagian orang
yang tidak mengerti paling akan mengernyitkan dahi dan berpikir...
Ngapain itu cewek-cewek malam-malam keluyuran begitu...
Itikaf pertama, di Masjid Agung Kauman...
Seperti
Ramadhan-Ramadhan sebelumnya, masjid ini cukup menjadi favorit bagi
beberapa orang untuk melaksanakan sholat, terutama di bulan Ramadhan
ini. Sehingga hampir setiap hari masjid ini selalu penuh. Sama seperti
hari ini.
Setiap kali singgah di masjid ini, bayangan nostalgia menghampiriku. Di masjid ini,
pertama kali aku mengenal Itikaf... masa kecil berjalan kaki
bersama-sama dengan teman sebaya datang ke Masjid ini untuk menjalankan
Itikaf... Dimasjid ini pula, aku teringat bagaimana guru SD ku
mengajarkan agama dan sholat kepada kami murid-muridnya.. jika tidak
salah.. namanya Bu Siti.. don’t know where is she now...? Di masjid ini
pula, aku melaksanakan akad nikah 5 tahun yang lalu...
Jadi masjid ini begitu lekat dengan diriku...
Bentuk
masjid menurut aku sangat cantik dan menarik, selain usianya yang sudah
lama, bangunan ini mengikuti nuansa Kraton dengan shillingnya yang
berwarna keemasan dan ukiran-ukiran Jawa. Konon sich ada artinya
tersendiri, tetapi tak pahamlah aku. Namun masjid ini sekarang sudah
banyak berubah, terutama parit yang mengelilingi masjid yang airnya dulu
sangat jernih dan digunakan untuk wudhu, sekarang sudah kering dan
tidak di fungsikan kembali. Selain itu, kebersihannya pun sudah jauh
menurun.
Setelah itikaf di masjid ini, pulangnya kami sahur di gudeg tugu. Pinggir jalan sich, soalnya jam segitu sangat sulit mencari warung atau warteg yang masih buka.
Itikaf kedua, di Masjid Syuhada
Masjid
Syuhada, merupakan salah satu masjid yang terbesar yang ada di
Yogyakarta. Terletak di daerah Kotabaru. Jemaah yang sholat itikaf di
masjid ini tidaklah sebanyak waktu di Masjid Kauman, namun suasana
khusuk tetap kedapet.
Kali ini kami sahur di Mc Donald, yang lokasinya tidak jauh dari masjid Syuhada
Itikaf ketiga, di Masjid Keben, Kraton
Masjid
ini tidaklah seluas atau sebesar Masjid Syuhada atau Masjid Agung
Kauman. Masjid ini terletak di depan Keben (Kraton belakang). Jika siang
hari, kita mengunjungi Kraton Yogyakarta, pasti akan melihat masjid
kecil ini. Saat menginjakkan kaki untuk di masjid ini, suasananya sangat
berbeda, mungkin karena letaknya yang berada di komplek Kraton sehingga
kesan magis nya pun berasa. Yang membedakan pula, tidak satupun penerangan di dalam masjid yang dinyalakan. Sambil
bercanda, terlontar.. ngga tau nich mana yang jamaah mana yang bukan..
(maksudnya penampakan.. hihihi..) tapi bismillah aza lah toh niatnya
baik.
Selesai itikaf, kami sahur di gudeg di jalan Katamso. Ya.. gudeg lagi gudeg lagi.. but its ok lah.. yang penting sahur...
Yang
belum kelaksana di safari Ramadhan ini adalah gerebeg sahur.. alias
membagikan sembako kepada mereka yang membutuhkan. Semoga tahun depan
kami mampu melakukannya. Doain ya... semoga ada rezeki yang lebih..
Ramadhan ini di tutup dengan sholat Idul Fitri..
Aku bersama keluarga kecilku melaksanakan Sholat Idul Fitri di dekat rumah, yaitu di pendopo tamansiswa.. Indahnya Idul Fitri...
Di
lebaran ini.. saat semua saling memaafkan, saling silaturahmi...
Tuhan.. ampuni aku jika di hari yang Fitri ini, aku masih belum bisa
memaafkan mereka atas semua penghinaan yang telah mereka lakukan kepada
aku dan suamiku... Aku memang tidak membalas.. Namun ku serahkan itu
kepadaMu ya pemilik kehidupan ini.. karena Engkau yang memang maha
Adil...
Tuhan...
selama ini mulut ini terkunci rapat meski cacian menderaku, aku percaya
akan ada masanya mereka merasakan penghinaan yang sama.
Selamat Idul Fitri Everybody...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar