Minggu, 14 Oktober 2012

Adventure Pangandaran – Green Canyon – Batu Karas

Sabtu-Minggu, 15-16 January 2011

Pertanyaan yang ada dibenak aku sebelum merencanakan akan pergi ke Pangandaran adalah, “apa yang akan aku lakukan di hari ulang tahunku besok?” ya… tanggal 15 January usiaku akan bertambah 1 lagi. Dan yang selalu aku syukuri adalah, aku masih diberi nafas oleh YME dan dikelilingi oleh orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku, keluargaku…  Kemudian terpikirlah, kenapa tidak ke Green Canyon. Ini chan sebenarnya adalah rencana yang tertunda, so lets make it happen.
Akhirnya, tanggal 15 January  kami sekeluarga berangkat ke Pangandaran. Dari Jogja jam 06.30 dengan mengendarai mobil. Setelah melewati perjalanan yang lama dan melelahkan akhirnya sampai juga kami di Pangandaran. Hanya sayangnya, jalan pintas yang menuju Pangandaran dari Kali Pucung sampai Rawa Apu hancur banget, bikin badan sakit dan mobil rusak pula.

Pangandaran

Jam 16.00 akhirnya kami sampai di Pangandaran. Setelah memperoleh hotel, dan meletakkan barang-barang kami di hotel, kami tidak ingin membuang waktu untuk menyusuri pangandaran. Baru sebentar kami keluar dari hotel, hujan dan angin kencang menerpa pangandaran. Memang belakangan ini cuaca ekstrim sering melanda negeri ini. Sore itu, Kami yang tadinya ingin jalan-jalan ke pasar wisata, akhirnya langsung menuju tempat penjual sea food. Lumayan enak sich makanannya dan harganya juga gak terlalu mahal amat. Aku sempat tercengang dengan perubahan Pangandaran sekarang terutama pasca tsunami. Memang waktu zaman masih muda.. cie… tak terhitung aku datang ke pantai ini…Banyak hotel dan padatnya pedagang cukup membawa banyak perubahan.
Setelah kenyang kami kembali menyusuri Pangandaran yang sudah mulai gelap, dan ternyata Pangandaran malam minggu itu ramai banget. Banyak wisatawan yang datang tapi sebagian besar adalah wisatawan domestic. Dengan ditemani gerimis kami menyusuri pasar wisata, ditempat ini banyak dijual berbagai souvenir, baju dan makanan khas dari Pangandaran. Sebagaimana biasa, jangan lupa untuk menawar jika berbelanja ditempat ini. Dari tempat ini, kami langsung kembali ke hotel.
Pagi harinya sengaja aku bangun pagi-pagi meski badan masih capek dan pegal-pegal karena aku ingin melihat sun rise. Ada hal yang penting untuk diketahui saat di Pangandaran adalah pantai di Pangandaran ini terdiri dari 2 sisi pantai yaitu Pantai Barat dan Pantai Timur.

 Untuk melihat sun rise di pangandaran, kami harus menuju ke pantai Timur sedangkan untuk sunset dapat dilihat di Pantai Barat.  Selain itu, wisatawan lebih banyak yang memilih penginapan di pantai timur daripada di pantai barat. Mungkin ini dikarenakan pantai Timur lebih banyak hiburannya. Pasar Wisata, cagar alam, dan tempat pembelian seafood semua ada di pantai timur. Aku pikir pagi itu belum banyak orang yang sudah bangun, namun perkiraanku ternyata salah. Pantai Timur sudah dipadati oleh ratusan orang yang ingin menyaksikan sun rise. Hal ini juga mengakibatkan jalanan pagi itu di pantai timur macet. Sayang meski sudah dibela-belain bangun pagi dan kena macet kami harus kecewa karena sun rise pagi itu tidak kelihatan disebabkan pagi itu mendung.  Sayang ya.. Ada hal lain yang cukup mengherankan bagiku dan mungkin ini tidak aku temui di daerah lain. Pedagang souvenir dan pakaian yang berada di pinggir pantai waktu aku bangun ternyata mereka sudah buka, ternyata mereka buka 24 jam alias gak pake tutup. Mungkin karena akhir  pekan..?

Green Canyon

Jam 07.00 kami berangkat dari hotel menuju green canyon. Sengaja kami berangkat pagi-pagi untuk menghindari kepadatan pengunjung di green canyon. Perjalanan dari Pangandaran ke Green Canyon sekitar 50 menit dengan menggunakan mobil. Hanya sayang, jalan yang rusak memperlambat laju kendaraan kami. Sampai disana masih lengang belum banyak pengunjung yang datang. Dan untung kami berangkat pagian karena tidak lama setelah itu, pengunjung mulai membanjiri dan perahu-perahu menjadi padat disungai. Nama asli dari green canyon sebenarnya adalah cukang tanueh yang artinya adalah jembatan tanah. Mengapa dinamakan jembatan tanah? Karena sungai ini melintasi dibawah jalan (tanah). Berubah menjadi green canyon, karena ada orang asing yang lama tinggal disitu dan menemukan stalactite yang kemudian menamakan sungai yang airnya berwarna hijau tersebut dengan nama green canyon. Dan nama itulah yang terkenal sampai sekarang. Untuk menyusuri sungai green canyon, kita harus menggunakan perahu. 1 perahu maksimal diisi oleh 5 orang dengan tariff Rp. 75.000,- per perahu dengan lama pemakaian 45 menit. Jadi jika lebih dari waktu itu maka harus nambah.

Sungai di green canyon berwarna hijau, hal ini dikarenakan perpaduan antara air laut dengan air tawar dan kedalamannya ± 10 M. Kami cukup beruntung meski semalam hujan deras, namun air sungai tidak berubah, karena biasanya jika dimusim hujan maka air sungai akan berubah tidak lagi hijau melainkan coklat dan kita tidak bisa berenang menyusuri sungai. Diawal perjalanan, kita disuguhi pemandangan tepi sungai dengan pohon-pohonnya yang rindang, semakin jauh perjalanan kita akan disuguhi pemandangan stalactite yang bercampur dengan pepohonan.. disini aku sudah mulai terpesona.. amazing… Perjalanan menggunakan perahu hanya bisa sampai diujung gua yang banyak stalactite nya. Dari sini jika ingin meneruskan perjalanan dan

 menikmati keindahan green canyon maka kita harus berenang. Untuk itu disediakan pemandu, jasa pemandu ini adalah pilihan, bisa digunakan atau tidak. Namun saya sarankan untuk menggunakannya, ini akan membantu saat kita harus menghadapi jeram atau arus yang cukup kuat serta daerah-daerah yang banyak terdapat karangnya, selain itu sering dari berenang kita harus naik ke atas karang untuk kemudian berenang kembali. Dengan mengumpulkan sedikit keberanian, aku dan aning memberanikan diri menyusuri green canyon dengan berenang.. dan BENAR… its sooooooooooo beautifulthis what I called adventure.. meski harus berpayah-payah berenang melawan arus namun sepadannn… stalactite yang banyak berada di kanan kiri dan masih meneteskan air, dipadu dengan rindangnya pepohonan, sungguh cantik sekali.. namun sekali lagi, hati-hati dengan karang-karang yang berada disitu dan yang jadi pegangan kita karena salah-salah kita akan terluka. 

Perjalanan kami berakhir di sumur puteri. Konon katanya kenapa disebut sumur puteri karena ditempat ini adalah tempat mandinya para puteri, masih konon ceritanya pula, jika mandi disumur ini akan membuat awet muda. Walahualam. Jangan salah persepsi, yang di sebut sumur disini bukanlah sumur dalam artian harafiah, namun sumur puteri disini adalah sebuah kolam yang berada di antara karang yang terbentuk karena tetesan air dari stalactite. Air di sumur puteri ini lebih dingin daripada air di bawah. Untuk mencapai sumur puteri ini, kita harus memanjat karang yang ada di atas.. hampir ngeper juga kita saat melihat karang yang harus didaki mana dalam kondisi basah kuyup gini.. dengan bismillah akhirnya kita kuatkan hati tuk naik juga, toh sudah sampai disini pula tanggung.. sampai ditengah sempat melihat kebawah dan whaaa…. Gimana jadinya kalo kegelincir dan langsung kena karang-karang yang ada di bawah.. habis dah… Sempat kutanya kepada pemandu kami siapa puteri yang sudah mandi disitu? Dia tidak bisa jawab. Lagian apa ada puteri yang mau bersusah-susah hanya untuk mandi di kola mini ya? Setelah mengambil foto di sumur puteri kami langsung kembali ke perahu, perjalanan kali ini lebih mudah karena kami hanya mengikuti arus yang ada dan untuk sampai kembali ketempat perahu kami berada tidaklah membutuhkan waktu yang lama.

Batu Karas
Dari Green Canyon, kami sengaja tidak mengganti baju kami yang basah karena di Batu Karas nanti kami berniat mencoba permainan air yang ada disana. Dari Green Canyon ke Batu Karas memerlukan waktu 15 menit perjalanan dengan menggunakan mobil. Batu Karas merupakan daerah wisata yang belakangan ini dikembangkan oleh pemerintah setempat. Didaerah ini lebih banyak kita lihat orang menikmati olahraga air daripada di pangandaran. Daerah inipun masih bersih, namun tidaklah seramai pangandaran. Di sini kami mencoba permainan yang menguji adrenalin kita yaitu donut boat. Jadi kami menggunakan perahu yang berbentuk bulat kaya donat kemudian ditarik dengan speed boat.. laju speed boat yang kencang mengguncang-guncang kami ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat, hujan dan angin kencang menambah goncangan boat kami, sehingga tak bisa dihindari Aning terpelanting dari perahu ke laut. Untung tidak terjadi apa-apa. Permainan ini cukup menguji adrenalin.
Kami tidak lama ada di Batu Karas ini selain harus mengejar waktu check out, cuaca yang tidak bersahabat tidak nyaman untuk tetap bermain dipantai tersebut.

Setelah check out, kami masih sempat menyusuri pantai Pangandaran dan kali ini aku tidak ingin melewatkan tattoo temporary, kegemaranku setiap kali aku datang ke tempat wisata di pantai… Oh ya… begitu jam check out hotel sekitar jam 13 an.. pantai pangandaran langsung sepi dari pengunjung dan begitupun hotel-hotel yang tadinya fully book semua… Pemandangan ini berbanding terbalik dengan hari sabtu sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar