Rabu, 10 Oktober 2012

About Mom

Yogyakarta, 22 December 2009

Di hari Ibu ini… kebanyakan status di FB adalah tentang hari Ibu.. berawal dari situ, jadi teringat tentang sosok Ibu atau yang bisaa aku panggil Mama. Ya, wanita yang telah melahirkan dan membesarkan aku.  Mama.. adalah sosok wanita pekerja keras dan mandiri. Di usia senjanya kini pun dia masih terus bekerja. Dalam mendidik anak-anaknya dia menerapkan disiplin dan aturan yang ketat. Semua harus sesuai dengan aturan dia, dan apapun yang dia katakan tidak boleh di bantah. Masih teringat dalam gambaranku bagaimana kerasnya Mama dalam mendidik aku dan kakakku.  Dia selalu menanamkan betapa susahnya mencari uang, sehingga kita harus menghargai setiap rupiah dan tidak boleh enak-enakan.  Bahkan yang tidak pernah aku pahami dari kecil, mama ku tidak pernah menggunakan jasa pembantu rumah tangga, meskipun penghasilan dia lebih dari cukup untuk membayar seorang pembantu rumah tangga.  Semua pekerjaan rumah tangga dia kerjakan sendiri, dari mulai memasak, mencuci, setrika, meski sering dia harus berangkat kerja pagi-pagi buta untuk bekerja, tapi dia tetap berusaha untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga. Alasan Mama saat kutanya mengapa tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga, jawabnya, “Nanti kamu keenakan, karena semua sudah ada yang mengerjakan jadi kamu tidak bisa ngerjain kerjaan rumah tangga. Iya kalau nanti suami kamu orang kaya, kalau tidak? Bisa nangis kamu. Belum lagi jika nanti kamu tinggal dengan mertua dan kamu tidak bisa ngapa-ngapain, apa nanti kata mertua kamu?”
Setelah aku renungkan, ternyata ada benarnya juga. Sejak mulai beranjak remaja, Mama memang sudah membiasakan aku dan kakak ku berbagi pekerjaan rumah. Yah, meski Kakak ku adalah Laki2x tetap tidak luput dari jatah membantu kerjaan rumah.
Seringkali aku berseberangan pendapat dengan Mama. Mama bilang, dari 2 anaknya aku yang paling ngeyel dan suka membantah.  Mungkin karena karakterku sendiri yang sulit untuk menahan semua hal jika aku merasa ada yang tidak sepaham, apalagi jika hal itu tidak masuk dalam logikaku. Boleh dibilang, pekerjaan Mama berhubungan dengan banyak orang dan level internasional. Namun mengenai pola pikir, Mama masih sangat konservatif dan sangat memegang nilai-nilai dan aturan-aturan Jawa yang sangat kental. Dalam hidupnya hanya ada hitam dan putih, tidak ada abu-abu atau warna lain. Jika menurut pandangan dia sesuatu itu salah, apapun alasannya tetaplah salah. Sampai dengan kuliah semester 2 aku masih dilarang jalan dengan cowok. Dan jika ada yang datang ke rumah, jam 9 tet harus sudah pulang jika tidak aku akan dipanggil kedalam dan mendapat komentar banyak banget. Namun jangan salah, Mama ku selalu baik dan sangat welcome dengan teman2x ku. Bahkan teman2x dekatku semua dianggap seperti keluarga olehnya, mereka juga memanggil Mama.  
Salah satu statement dari Mama yang aku selalu ingat ketika aku merasa mengapa seperti berbeda perlakuan terhadap aku dan Kakak ku. Jawab Mama, “karena kalian memang beda” dan aku masih tidak paham mengapa itu menjadi alas an. Hingga suatu hari mama mengatakan bahwa sedari kecil kakak ku sering sakit-sakitan, dia juga lebih pendiam dan memendam semua di hati. Sementara aku menurut Mama.. dibiarin aza juga pasti hidup. Maksudnya? Menurut Mama, karena aku lebih kuat, dan aku lebih bisa diandalkan dan itu sudah terlihat dari kecil. Ternyata definisi adil disini adalah bukan sama rata tetapi mendapat sesuai kemampuan dan kebutuhan.
 Sering aku merasa semua yang aku lakukan tidak pernah benar di mata Beliau, semua selalu salah dan tidak pernah membuat Mama Puas. Tidak pernah keluar kata pujian sedikit pun meski sebesar apa aku sudah berusaha dan meraih prestasi. Mama juga tidak pernah memelukku untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun atau ungkapan sayang dia, sebagaimana ada di sinetron-sinetron.
Dahulu aku tidak memahami itu semua sama sekali, namun perlahan bersama dengan semakin dewasanya aku, aku mulai sedikit demi sedikit memahami pola pikir dan pandangan Beliau. Sekarang aku sudah menikah dan memiliki anak. Dan aku sudah menjadi seorang Ibu pula. Beberapa yang aku pahami dari pandangan Mama adalah:
  1. Sebagai seorang isteri dan Ibu, aku masih tetap bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga setinggi apapun karir dan pekerjaan aku. Ini menjadikan aku lebih bertanggung jawab dalam kondisi rumah tangga aku
  2. Sebagai seorang Ibu, dia ingin memastikan semua keluarganya aman dan terhindar dari berbagai permasalahan kehidupan
  3. Semodern apapun kita, Norma dan nilai-nilai yang ada dimasyarakat tetap harus kita junjung dan kita jalani
  4. Dia ingin anaknya terus berusaha mencapai yang terbaik, lebih tinggi dan tidak mudah merasa puas
  5. Dia menunjukkan rasa sayang dan perhatian bukan dengan pelukan namun dengan semua upaya dia memenuhi dan memastikan anak-anak dan keluarganya mendapat yang terbaik dan tidak kekurangan
  6. Rasa bangga akan anak-anaknya selalu dia ceritakan kepada teman dan kerabat, meski si anak tidak tahu hal itu
Satu hal lagi,  seberapa dewasa dan tuanya kita, dimata orangtua, Ibu… kita tetaplah anak-anak. Mama bukanlah sosok yang sempurna… namun.. apapun kondisinya, aku, kami perlu berterima kasih atas semua yang dia lakukan dan upayakan untuk kehidupan kami, anak dan keluarganya. Dan jika ada pahlawan paling berjasa dalam kehidupan ini pastilah Mama. Dia yang membentuk aku menjadi seperti sekarang ini, aku juga bisa mencapai tahap seperti ini salah satunya adalah juga karena dukungan dan doa Mama. Thanks Mom.. and Love You…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar