3-6 April 2010
Akhirnya, gue bisa mendatangi negara yang sudah lama ingin aku datangi kembali.. Thailand.. Ya.. sudah 10 tahun lebih sejak terakhir kali aku datang ke Thailand. Perjalanan kali ini aku membawa seluruh keluarga kecilku plus Anink. Karena ini perjalanan jauh dengan membawa Ega, maka pastinya segala sesuatu aku persiapkan dengan serius. Dari mulai mencari informasi tentang negara yang akan kami tuju serta berbagai perlengkapan yang Ega butuhkan. Sebelum berangkat, gw mulai rajin mencari informasi mengenai hotel, tempat wisata dan kondisi politik negara yang akan kami tuju, Percayalah hal ini sangat membantu.
Tiket sudah kami pesan sejak 1/2 tahun yang lalu, pada saat AA ada promo. Ya gak namanya juga ingin mencari yang terjangkau namun nyaman gak ada salahnya chan.
Sewaktu kami akan berangkat, televisi Indonesia menyiarkan aksi demo di Bangkok, dan ini sempat membuat kami was-was dan ragu-ragu. Tapi dengan bismillah akhirnya kami berangkat juga.
Setelah transit terlebih dahulu di Changi, jam 16.40 akhirnya kami sampai juga di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand.. seneng banget rasanya. Sebelum keluar, kami menyempatkan mengambil peta Bangkok yang tersedia di Bandara. Begitu keluar, kami langsung mencari public taxi. Namun sebagaimana di negara kita, yang namanya taxi gelap banyak banget. Sempat pada saat kami berusaha mencari arah menuju public taxi, kami didatangi oleh orang yang menanyakan kepada kami kemana tujuan kami, kemudian dia menunjukkan peta lokasi hotel yang akan kami tuju dan info berapa tarif taxinya, naum ujung2xnya dia menawarkan paket tour ke Grand Palace dan sekitarnya, yang tentunya langsung kami tolak, dan kami bergegas menuju ke public taxi.
Didalam taxi, kami diinformasikan oleh sopir taxi, bahwa saat ini di Bangkok sedag ada demo oleh kelompok Red Shirt yang mayoritas dari kalangan petani. Disebut Red Shirt karena semua peserta demonya menggunakan kaos merah. Demo sudah berlangsung beberapa hari. Adapun yang menjadi tuntutan adalah perbaikan system pemerintahan yang bersih dan dimulai dengan diadakannya pemilu. Hmm menarik.. Demo dilakukan dibeberapa titik dan semuanya di depan kantor pemerintahan. Sopir taxi tadi juga menginformasikan bahwa untuk menuju lokasi hotel kami harus melewati tempat-tempat demo tersebut, sehingga besar kemungkinan akan macet atau mengambil jalan memutar. dan benar juga, sepanjang perjalanan menuju hotel, kami banyak melihat demo di depan-depan kantor pemerintahan. Yang menarik, para peserta demo padha nginep disitu. Mereka sampai mendirikan tenda, dapur umum dan juga mandi disitu, sehingga kami banyak melihat pemandangan yang maaf tidak sopan dimana banyak sekali pemandangan pria hanya menggunakan celana dalam dipinggir2x jalan seperti habis atau akan mandi.Namun apa yang kami lihat disana tidaklah segawat yang diberitakan di telivisi2x. Demo berlangsung dengan tenang dan terkesan tidak mengganggu masyarakat yang lainnya.
Akhirnya sampai juga kami di Thai Cozy House Hotel, hotel yang sudah kami booking terlebih dahulu lewat internet. Setelah sebelumnya kami seraching hotel mana yang competitive di Bangkok. Dan pilihan kami semakin di perkuat dengan cerita mba Ade di blognya yang menyebutkan hotel ini selain murah juga bersih dan dekat dengan tempat-tempat wisata di Bangkok. Walhasil akhirnya kami booking hotel ini, lewat internet untuk kamar standard triple dengan harga 1.150 bath atau Rp. 1.005.000,- untuk 3 malam termasuk sarapan pagi, atau Rp. 335.000,- permalam. Namun awal kami sampai didepan hotel kami sempat ill fill juga melihat hotel yang dari depannya sangat kecil dan hampir gak beda dengan toko yang ada disekitarnya. Namun itu semua berubah begitu kami masuk kamar. Kamar yang bersih dan kamar mandi yang bersih sungguh sangat melegakan kami. Karena sangat lelah, setelah mandi kami langsung tidur.
Hotel kami terletak di Tanee Road, dekat dengan Kaosan. Di daerah ini memang banyak penginapan untuk para Backpacker, sehingga kita akan melihat banyak turis di daerah ini. Jika di Jogja seperti jalan Prawirotaman. Jika sore dan malam hari, daerah ini sangat penuh dengan orang-orang asing yang memenuhi kafe2x yang ada di sepanjang jalan tersebut. Seperti di Kuta yang ada di Bali.
Soal makanan, di dekat hotel kami banyak yang menjual makanan, namun musti hati-hati karena kebanyakan makanan yang ada di Thailand berbahan dasar Babi, kalaupun ada Chicken Mie, tetep aza kuahnya dari babi. Ada salah satu tempat di situ yang merupakan tempat favorit kami, karena menyediakan berbagai pilihan menu dengan harga yang sangat terjangkau, rata-rata nasi, sayur plus lauk harganya 20 bath
Bangkok The Journey
Tuk-tuk, Standing Budha, Sitting Budha, Gem Jewelry and Thai Silk Store
Setelah sarapan pagi, kami bersiap memulai perjalanan kami, dengan bermodal peta yang kami dapat dari Bandara dan info yang kami peroleh dari searching di Internet, akhirnya kami menyusuri jalan-jalan di Bangkok. Tujuan pertama adalah National Museum, namun sampai sana ada pengumuman bahwa museum ditutup selama 3 hari. yah... kami kemudian meneruskan perjalanan kami menuju Grand Palace, namun ini adalah awal petaka kami. Kami tiba-tiba didatangi seorang pria yang mengaku dari Chiang Mai yang dengan ramah menginformasikan tempst-tempat wisata yang ada di Bangkok yang bisa kami datangi. Dia juga menginformasikan bahwa sebagaimana National Museum, karena adanya demo maka Grand Palace baru buka jam 13.00. Kemudian gue bilang ok kalo gitu gw mo ke Wat Pho dulu, namun kemudian dia bilang bahwa Wat Pho dan Grand Palace hanya berdekatan, jadi daripada membuang waktu maka dia menyarankan untuk mengunjungi tempat wisata yang lain dan kembali ke Grand Palace jam 13.00, dia menyarankan kami menggunakan tuk tuk ketempat2x tersebut dan tarifnya sangat murah, hanya 50 bath atau sekitar Rp. 15.000,-. Tuing... gue langsung inget ma blog Mba' Ade.. wah penipuan nech...namun tiap kali gw berkelit, dia selalu mengajukan alasan demo. Dan anehnya tanpa persetujuan dari kami, pria ini sudah langsung memberhentikan tuk tuk yang lewat.. (wah konspirasi nech). Dan karena Aning ma suami berpikir toh 15.000,- murah dengan banyak tempat yang di datangi maka akhirnya dengan sedikit ganjelan gw ikut naik ke tuk tuk tersebut.Pada awalnya tidak ada yang aneh karena kami benar-benar diantar ke tempat-tempat wisata seperti standing Budha dan kemudian sitting Budha. Di Sitting Budha ini kami ketemu dengan tourist police yang dengan ramah menyapa kami, dia menceritakan tentang kehidupan masyarakat Bangkok, dan juga tentang demo yang sekarang sedang terjadi. Dia juga menyampaikan bahwa nanti kami akan dibawa oleh sopir tuk tuk ke beberapa toko souvenir, dan kami tidak harus membeli barang disana jika kami memang tidak berminat, namun ini akan sangat membantu sopir tuktuk karena mereka akan mendapatkan kupon bensin setiap kali mereka membawa konsumen kesana. Alamak.. bener dah persis yang ada di blognya mba Ade.
Dan benar, dari sitting Budha
kami minta dibawa ke Wat Seket sebagaimana kesepakatan semula, tetapi
dia berdalih bahwa wat seket melewati Thai Shop – Gem Jewelry. Sehingga
kami langsung dibawa kesana. Ditempat ini, gue masih bias nerima,
karena memang tempat ini menjual perhiasan2x yang bagus. Dan jika
dibandingkan dengan perhiasan sejenis di Indonesia, harganya jauh lebih
murah. Namun sayang kami ke Thailand bukan untuk beli perhiasan.
Akhirnya setelah tengak tengok barang yang ada disana, kami keluar dan
minta di bawa ke Wat Seket, eh itu sopir tuk tuk malah mau membawa kami
ke Thai Silk, langsung gw meradang… gw langsung bilang, ok bawa kami ke
Grand Palace, karena tujuan kami semula adalah ke Grand Palace. Disini
sopir tuktuk meminta kami untuk membantu dia untuk mendapatkan kupon
bensin di toko tersebut. Gue bersikeras gak mau dan minta diantar ke
Grand Palace, namun dia meminta2x please.. please… help me.. kupon itu
sangat berarti bagi dia. Berkali-kali… Atas dasar kasian, akhirnya gue
luluskan juga permintaan dia, disinilah sekali lagi terbukti bahwa beda
antara baik hati dan bodoh itu hanya tipis saja. Yang lebih menyakitkan
ditempat yang menjual Thai Silk ini, demi membantu seorang sopir tuk tuk
mendapatkan kupon bensin, kami mendapat perlakuan tidak mengenakkan
dari pemilik toko.. oalah.. dah ketipu, berusaha menolong orang masih
juga diperlakukan tidak enak dan kasar dari orang…
Yang
bikin gue lebih kesel ma diri gue, kenapa gue gak memperhatikan warning
dari hotel yang dipasang di dalam dan dekat pintu lift mengenai modus
penipuan tuk tuk ini.. rrgghhh…
Namun
ternyata ini belum berakhir, tuch sopir tuk tuk meski gw dah marah2x
dia gak bawa gue ke grand palace, malah bawa gue ke tepi sungai chao
phraya. Disini kami ditawari paket menyusuri sungai Chao Phraya selama 1
jam dengan tariff 500 Bath per orang dan akan berhenti di Wat Arun..
dan percayalah bahwa tariff ini sangat jauh jika di bandingkan kalian
datang ke dermaga chao Phraya resmi. Yang ada di otak gue terus terang,
gimana cara nya lepas dari tuch sopir tuk tuk. Tak henti-hentinya gue
menumpahkan sumpah serapah dan kesal dengan kebodohan diri sendiri..
huahhhhhhh… sebelnya… mana udara
Bangkok yang sangat panas semakin menambah panas hati ini, emosi jadi
lebih tersulut. Suhu yang mencapai 39 derajat celcius jauh diatas suhu
panas negara kita, benar2x terasa membakar kulit, sementara untuk
mengunjungi tempat2x wisata di Negara ini sebagian besar melarang
penggunaan celana pendek dan kaos tanpa lengan, jika tidak kita harus
mengeluarkan biaya extra untuk menyewa kain dan rompi.
Chao Phraya River
Kami
sedikit terhibur ketika menyusuri sungai chao phraya, semilir angin
lumayan menyejukkan badan dan hati ini, disepanjang sungai ini kita bisa
melihat kehidupan masyarakat Bangkok, Wat Arun dan Grand Palace dari
sungai Chao Phraya, juga ada floating market, kami sempat tergoda dengan
floating market yang menjual berbagai sate sea food, namun saat kami
meminta untuk menepi sebentar sebagaimana perahu yang lainnya, pemilik
perahu tidak bersedia, namun pada saat ada penjual yang menggunakan
sampan mendekati perahu kami dengan senang hati dia menghentikan
perahunya, salah satu yang dia jajakan adalah buah, namun harganya
mahal-mahal. Dan ternyata untuk kesediaannya menghentikan perahu, si
pemilik perahu ini mendapatkan 1 kaleng minuman soda dari penjual
tersebut. Alamak….. Dan kerugian lainnya, ternyata pemilik perahu tidak
menghentikan sementara perahunya agar kami bisa ke Wat Arun… gondok
banget.
Akhirnya kami berhenti di dermaga yang dekat dengan Grand Palace.
Grand Palace
dermaga
yang menurunkan kami, untuk mencapai Grand Palace kami tinggal melewati
pasar tradisional yang ada disitu dan langsung menyeberang jalan, dan
sampailah kami ke Grand Palace. jika kalian kesulitan mencari tempat
ini, dan bertanya kepada penduduk Bangkok, maka mereka tidak menyebutnya
Grand Palace tetapi Bosche. Di banding tempat wisata yang lain, tiket
masuk tempat ini adalah yang paling mahal yaitu 350 Bath. Dan untuk
masuk ke tempat ini kita harus menggunakan pakaian yang sopan,
sebagaimana yang gw sebutkan diatas jika tidak maka kita wajib
menyewanya.
Saat
kami datang kesana, beberapa area masih dalam tahapan renovasi, dan
penambahan bangunan. Namun entah kenapa, menurut pandangan dan
penilaianku, tempat ini lebih indah yang dulu daripada yang sekarang.
Wat Pho
Wat
Pho hanya terletak di belakang Grand Palace, dengan tiket masuk sebesar
50 Bath kita bisa melihat patung Budha tidur keemasan yang sangat
panjang disini. Patung Budha tidur ini melambangkan posisi terakhir
Budha pada saat dia beristirahat
sebelum masuk ke nirwana. Patung ini sangat indah dan panjang..Dan
tetap untuk masuk tempat ini kita harus berpakaian sopan plus kudu lepas
alas kaki.
Wat Arun
Dari Wat Pho, kami menuju Wat Arun, tinggal menyebarang jalan dan menuju ke dermaga
yang
ada di pinggir sungai Chao Prhaya kita bisa membeli tiket ferry untuk
menuju Wat Arun, dan harganya sangat murah, hanya 3 Bath, disini anak2x
dibawah 2 tahun juga wajib beli tiket penuh.
Sebelum
memasuki kuil utama, maka kami melewati tempat pemujaan yang kebetulan
saat itu sedang ada acara sehingga kami hanya bisa menyaksikan dari
luar. Dari situ kami berjalan menuju kea rah Wat Arun, soooooo…
beautiful and sooooooooooo highhhhh… mana tangganya menukik pula..
halah… ditengah terik panas matahari, membayangkan harus meniti tangga
setinggi itu, sudah keder duluan. Tiket masuk sama dengan Wat Pho yaitu
50 Bath.
Dari
Wat Arun, waktu sudah menunjukkan jam 15.50, sebagian besar tempat
wisata di Bangkok tutup jam 16.00 jadi kami memutuskan untuk kembali ke
hotel buat mandi, rasa lelah dan panas nya cuaca membuat kami merasa
malas tuk kembali ke hotel dengan jalan kaki, waktu kami mau naik tuk
tuk, dipathok harga mahal 250 bath, padahal gak terlalu jauh jaraknya,
kami kemudian mencoba mengggunakan taxi, akhirnya kami stop taxi meter
yang lewat. Namun meski taxi tersebut bertuliskan taxi meter, jangan
harap mereka akan menerapkan argo, mereka akan menerapkan system tawar
menawar. Dan pada saat gw bersikeras untuk menggunakan argo, ternyata gw
belom naik itu argo dah jalan terus, dan sudah menunjukkan 35 bath..
what…? Bukannya harusnya di nyalain begitu kita buka pintu? Lha ini kita
masih negosiasi argo jalan terus.. langsung gw batalin. Akhirnya kami
jalan dikit dan menemukan tuk tuk yang mau mengantarkan kami sampai ke
hotel dengan harga 50 bath. Dan gak ditipu..
Suan Lum, Night Market
Selesai
mandi, kami berharap bisa ke chattuchak, yaitu night bazaar yang hanya
ada di akhir pekan saja. Namun ternyata baik sopir tuk tuk maupun taxi
semua menolak mengantar kesana dengan alasan jalanan macet.
Akhirnya
kami ke Suan Lum, naik tuk tuk dengan tariff 80 Bath, sangat murah
dengan jarak yang begitu jauh. Di Suan Lum ini kita bisa memperoleh
barang-barang untuk oleh2x dengan harga yang lumayan miring, dengan
catatan kita harus pintar menawar dan teliti memilih barang. Banyak
ketemu dengan orang Indonesia di tempat ini yang juga lagi belanja.
MBK
MBK
adalah penutup perjalanan kami di Bangkok Thailand sebelum akhirnya
kami terbang ke Singapore. MBK merupakan tempat perdagangan yang banyak
menjual barang-barang bermerk dengan harga yang relative miring. Banyak
turis asing yang dating kesana, bahkan toko belum buka, banyak yang
sudah menunggu. Dan meski ditempat ini di jual seperti di Mall, tetep
saja jangan lupa untuk menawar.
Beberapa tips untuk perjalanan di Thailand:
- Jangan menggunakan pakaian yang terbuka, misal celana pendek, baju tanpa lengan. Jika kalian merasa kepanasan bila menggunakan pakaian tertutup dan ingin menggunakan celana pendek dan baju tanpa lengan, maka bawalah kain pantai dan slayer. Ini karena hampir semua tempat wisata di Bangkok dan Ayutthaya tidak memperbolehkan kita menggunakan celana pendek dan baju tanpa lengan
- Ketahui kondisi Negara tersebut, terutama situasi politik,hal ini berkaitan dengan keamanan perjalanan kita
- Jangan lupa gunakan sun block. Udara di Thailand sangat panas
- Bawa air minum, udara yang panas membuat kita mudah sekali haus, dan harga minuman di tempat wisata biasanya lebih mahal
- Jika menggunakan sepatu, tidak perlu yang mahal. Ini untuk menghindarkan kalian dari rasa was-was kehilangan sepatu, karena beberapa tempat meminta kita melepas alas kaki
- Bawalah kartu nama hotel tempat kalian menginap, jika tidak mintalah orang hotel untuk menuliskan nama, alamat dan peta hotel. Karena sebagian besar orang di Thailand tidak mengerti Bahasa Inggris dan tulisan latin
- Perhatikan peringatan dari hotel. Ini untuk menghindarkan kalian dari penipuan dan kriminalitas
- Hati-hati memilih makanan, karena kabanyakan makanan Thailand menggunakan Babi
- Jika kalian menggunakan taxi, perhatikan argonya baik-baik, namun seringnya taxi di Thailand berdasarkan tawar menawar.
- Untuk tuk tuk dan taxi, jika kalian akan pergi kesuatu tempat, tanyalah pada pihak hotel jika kalian akan ke A naik tuktuk, berapa kira2x tarifnya. Ini akan membantu kalian untuk menawar taxi atau tuk tuk
- Jangan terlalu percaya jika ada yang bersikap sangat ramah dan menawarkan pertolongan kepada kalian, seringnya ini malah menjadi boomerang buat kita.
Comments From Friends
citrablog wrote on Apr 21, '10
wah... keren.... up load foto-foto nya mbak he2....
|
likarenza wrote on Apr 21, '10
hmm..
kalau aku pengen juga pergi2 lihat budaya-budaya luar Indonesia, kalau
di Asia pengen ngunjungi Korea.. tempat dulunya Jeang Geam dan Seonduk..
hihihihi.. kapan kesampeannya...
|
andinora wrote on Apr 22, '10
dah
di upload tuch neng... secara keseluruhan wisata negara ini sangat
menarik, tapi ya itu tadi kudu waspada dengan segala macam penipuan
|
andinora wrote on Apr 22, '10
Gw juga pengen sich lik kesana.. tp bukan karena nonton jeang Geam lho....kalo ada rezeki..
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar