Kamis, 11 Oktober 2012

FAMILY TRIP TO BANGKOK - THAILAND

Bangkok - Thailand

3-6 April 2010


Akhirnya, gue bisa mendatangi negara yang sudah lama ingin aku datangi kembali.. Thailand.. Ya.. sudah 10 tahun lebih sejak terakhir kali aku datang ke Thailand. Perjalanan kali ini aku membawa seluruh keluarga kecilku plus Anink. Karena ini perjalanan jauh dengan membawa Ega, maka pastinya segala sesuatu aku persiapkan dengan serius. Dari mulai mencari informasi tentang negara yang akan kami tuju serta berbagai perlengkapan yang Ega butuhkan. Sebelum berangkat, gw mulai rajin mencari informasi mengenai hotel, tempat wisata dan kondisi politik negara yang akan kami tuju, Percayalah hal ini sangat membantu.

Tiket sudah kami pesan sejak 1/2 tahun yang lalu, pada saat AA ada promo. Ya gak namanya juga ingin mencari yang terjangkau namun nyaman gak ada salahnya chan.
Sewaktu kami akan berangkat, televisi Indonesia menyiarkan aksi demo di Bangkok, dan ini sempat membuat kami was-was dan ragu-ragu. Tapi dengan bismillah akhirnya kami berangkat juga.

Setelah transit terlebih dahulu di Changi, jam 16.40 akhirnya kami sampai juga di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand.. seneng banget rasanya. Sebelum keluar, kami menyempatkan mengambil peta Bangkok yang tersedia di Bandara. Begitu keluar, kami langsung mencari public taxi. Namun sebagaimana di negara kita, yang namanya taxi gelap banyak banget. Sempat pada saat kami berusaha mencari arah menuju public taxi, kami didatangi oleh orang yang menanyakan kepada kami kemana tujuan kami, kemudian dia menunjukkan peta lokasi hotel yang akan kami tuju dan info berapa tarif taxinya, naum ujung2xnya dia menawarkan paket tour ke Grand Palace dan sekitarnya, yang tentunya langsung kami tolak, dan kami bergegas menuju ke public taxi.

Didalam taxi, kami diinformasikan oleh sopir taxi, bahwa saat ini di Bangkok sedag ada demo oleh kelompok Red Shirt yang mayoritas dari kalangan petani. Disebut Red Shirt karena semua peserta demonya menggunakan kaos merah. Demo sudah berlangsung beberapa hari. Adapun yang menjadi tuntutan adalah perbaikan system pemerintahan yang bersih dan dimulai dengan diadakannya pemilu. Hmm menarik.. Demo dilakukan dibeberapa titik dan semuanya di depan kantor pemerintahan. Sopir taxi tadi juga menginformasikan bahwa untuk menuju lokasi hotel kami harus melewati tempat-tempat demo tersebut, sehingga besar kemungkinan akan macet atau mengambil jalan memutar. dan benar juga, sepanjang perjalanan menuju hotel, kami banyak melihat demo di depan-depan kantor pemerintahan. Yang menarik, para peserta demo padha nginep disitu. Mereka sampai mendirikan tenda, dapur umum dan juga mandi disitu, sehingga kami banyak melihat pemandangan yang maaf tidak sopan dimana banyak sekali pemandangan pria hanya menggunakan celana dalam dipinggir2x jalan seperti habis atau akan mandi.Namun apa yang kami lihat disana tidaklah segawat yang diberitakan di telivisi2x. Demo berlangsung dengan tenang dan terkesan tidak mengganggu masyarakat yang lainnya.

Akhirnya sampai juga kami di Thai Cozy House Hotel, hotel yang sudah kami booking terlebih dahulu lewat internet. Setelah sebelumnya kami seraching hotel mana yang competitive di Bangkok. Dan pilihan kami semakin di perkuat dengan cerita mba Ade di blognya yang menyebutkan hotel ini selain murah juga bersih dan dekat dengan tempat-tempat wisata di Bangkok. Walhasil akhirnya kami booking hotel ini, lewat internet untuk kamar standard triple dengan harga 1.150 bath atau Rp. 1.005.000,- untuk 3 malam termasuk sarapan pagi, atau Rp. 335.000,- permalam. Namun awal kami sampai didepan hotel kami sempat ill fill juga melihat hotel yang dari depannya sangat kecil dan hampir gak beda dengan toko yang ada disekitarnya. Namun itu semua berubah begitu kami masuk kamar. Kamar yang bersih dan kamar mandi yang bersih sungguh sangat melegakan kami. Karena sangat lelah, setelah mandi kami langsung tidur.

Hotel kami terletak di Tanee Road, dekat dengan Kaosan. Di daerah ini memang banyak penginapan untuk para Backpacker, sehingga kita akan melihat banyak turis di daerah ini. Jika di Jogja seperti jalan Prawirotaman. Jika sore dan malam hari, daerah ini sangat penuh dengan orang-orang asing yang memenuhi kafe2x yang ada di sepanjang jalan tersebut. Seperti di Kuta yang ada di Bali.

Soal makanan, di dekat hotel kami banyak yang menjual makanan, namun musti hati-hati karena kebanyakan makanan yang ada di Thailand berbahan dasar Babi, kalaupun ada Chicken Mie, tetep aza kuahnya dari babi. Ada salah satu tempat di situ yang merupakan tempat favorit kami, karena menyediakan berbagai pilihan menu dengan harga yang sangat terjangkau, rata-rata nasi, sayur plus lauk harganya 20 bath

Bangkok The Journey

Tuk-tuk, Standing Budha, Sitting Budha, Gem Jewelry and Thai Silk Store

Setelah sarapan pagi, kami bersiap memulai perjalanan kami, dengan bermodal peta yang kami dapat dari Bandara dan info yang kami peroleh dari searching di Internet, akhirnya kami menyusuri jalan-jalan di Bangkok. Tujuan pertama adalah National Museum, namun sampai sana ada pengumuman bahwa museum ditutup selama 3 hari. yah... kami kemudian meneruskan perjalanan kami menuju Grand Palace, namun ini adalah awal petaka kami. Kami tiba-tiba didatangi seorang pria yang mengaku dari Chiang Mai yang dengan ramah menginformasikan tempst-tempat wisata yang ada di Bangkok yang bisa kami datangi. Dia juga menginformasikan bahwa sebagaimana National Museum, karena adanya demo maka Grand Palace baru buka jam 13.00. Kemudian gue bilang ok kalo gitu gw mo ke Wat Pho dulu, namun kemudian dia bilang bahwa Wat Pho dan Grand Palace hanya berdekatan, jadi daripada membuang waktu maka dia menyarankan untuk mengunjungi tempat wisata yang lain dan kembali ke Grand Palace jam 13.00, dia menyarankan kami menggunakan tuk tuk ketempat2x tersebut dan tarifnya sangat murah, hanya 50 bath atau sekitar Rp. 15.000,-. Tuing... gue langsung inget ma blog Mba' Ade.. wah penipuan nech...namun tiap kali gw berkelit, dia selalu mengajukan alasan demo. Dan anehnya tanpa persetujuan  dari kami, pria ini sudah langsung memberhentikan tuk tuk yang lewat.. (wah konspirasi nech). Dan karena Aning ma suami berpikir toh 15.000,- murah dengan banyak tempat yang di datangi maka akhirnya dengan sedikit ganjelan gw ikut naik ke tuk tuk tersebut.Pada awalnya tidak ada yang aneh karena kami benar-benar diantar ke tempat-tempat wisata seperti standing Budha dan kemudian sitting Budha. Di Sitting Budha ini kami ketemu dengan tourist police yang dengan ramah menyapa kami, dia menceritakan tentang kehidupan masyarakat Bangkok, dan juga tentang demo yang sekarang sedang terjadi. Dia juga menyampaikan bahwa nanti kami akan dibawa oleh sopir tuk tuk ke beberapa toko souvenir, dan kami tidak harus membeli barang disana jika kami memang tidak berminat, namun ini akan sangat membantu sopir tuktuk karena mereka akan mendapatkan kupon bensin setiap kali mereka membawa konsumen kesana. Alamak.. bener dah persis yang ada di blognya mba Ade.



Dan benar, dari sitting Budha kami minta dibawa ke Wat Seket sebagaimana kesepakatan semula, tetapi dia berdalih bahwa wat seket melewati Thai Shop – Gem Jewelry.  Sehingga kami langsung dibawa kesana. Ditempat ini, gue masih bias nerima, karena memang tempat ini menjual perhiasan2x yang bagus. Dan jika dibandingkan dengan perhiasan sejenis di Indonesia, harganya jauh lebih murah. Namun sayang kami ke Thailand bukan untuk beli perhiasan. Akhirnya setelah tengak tengok barang yang ada disana, kami keluar dan minta di bawa ke Wat Seket, eh itu sopir tuk tuk malah mau membawa kami ke Thai Silk, langsung gw meradang… gw langsung bilang, ok bawa kami ke Grand Palace, karena tujuan kami semula adalah ke Grand Palace. Disini sopir tuktuk meminta kami untuk membantu dia untuk mendapatkan kupon bensin di toko tersebut. Gue bersikeras gak mau dan minta diantar ke Grand Palace, namun dia meminta2x please.. please… help me.. kupon itu sangat berarti bagi dia. Berkali-kali… Atas dasar kasian, akhirnya gue luluskan juga permintaan dia, disinilah sekali lagi terbukti bahwa beda antara baik hati dan bodoh itu hanya tipis saja. Yang lebih menyakitkan ditempat yang menjual Thai Silk ini, demi membantu seorang sopir tuk tuk mendapatkan kupon bensin, kami mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari pemilik toko.. oalah.. dah ketipu, berusaha menolong orang masih juga diperlakukan tidak enak dan kasar dari orang…

Yang bikin gue lebih kesel ma diri gue, kenapa gue gak memperhatikan warning dari hotel yang dipasang di dalam dan dekat pintu lift mengenai modus penipuan tuk tuk ini.. rrgghhh…
Namun ternyata ini belum berakhir, tuch sopir tuk tuk meski gw dah marah2x dia gak bawa gue ke grand palace, malah bawa gue ke tepi sungai chao phraya. Disini kami ditawari paket menyusuri sungai Chao Phraya selama 1 jam dengan tariff 500 Bath per orang dan akan berhenti di Wat Arun.. dan percayalah bahwa tariff ini sangat jauh jika di bandingkan kalian datang ke dermaga chao Phraya resmi. Yang ada di otak gue terus terang, gimana cara nya lepas dari tuch sopir tuk tuk. Tak henti-hentinya gue menumpahkan sumpah serapah dan kesal dengan kebodohan diri sendiri.. huahhhhhhh…  sebelnya… mana udara Bangkok yang sangat panas semakin menambah panas hati ini, emosi jadi lebih tersulut. Suhu yang mencapai 39 derajat celcius jauh diatas suhu panas negara kita, benar2x terasa membakar kulit, sementara untuk mengunjungi tempat2x wisata di Negara ini sebagian besar melarang penggunaan celana pendek dan kaos tanpa lengan, jika tidak kita harus mengeluarkan biaya extra untuk menyewa kain dan rompi.
Chao Phraya River

Kami sedikit terhibur ketika menyusuri sungai chao phraya, semilir angin lumayan menyejukkan badan dan hati ini, disepanjang sungai ini kita bisa melihat kehidupan masyarakat Bangkok, Wat Arun dan Grand Palace dari sungai Chao Phraya, juga ada floating market, kami sempat tergoda dengan floating market yang menjual berbagai sate sea food, namun saat kami meminta untuk menepi sebentar sebagaimana perahu yang lainnya, pemilik perahu tidak bersedia, namun pada saat ada penjual yang menggunakan sampan mendekati perahu kami dengan senang hati dia menghentikan perahunya, salah satu yang dia jajakan adalah buah, namun harganya mahal-mahal. Dan ternyata untuk kesediaannya menghentikan perahu, si pemilik perahu ini mendapatkan 1 kaleng minuman soda dari penjual tersebut. Alamak….. Dan kerugian lainnya, ternyata pemilik perahu tidak menghentikan sementara perahunya agar kami bisa ke Wat Arun… gondok banget.
Akhirnya kami berhenti di dermaga yang dekat dengan Grand Palace.
Grand Palace

 dermaga yang menurunkan kami, untuk mencapai Grand Palace kami tinggal melewati pasar tradisional yang ada disitu dan langsung menyeberang jalan, dan sampailah kami ke Grand Palace. jika kalian kesulitan mencari tempat ini, dan bertanya kepada penduduk Bangkok, maka mereka tidak menyebutnya Grand Palace tetapi Bosche. Di banding tempat wisata yang lain, tiket masuk tempat ini adalah yang paling mahal yaitu 350 Bath. Dan untuk masuk ke tempat ini kita harus menggunakan pakaian yang sopan, sebagaimana yang gw sebutkan diatas jika tidak maka kita wajib menyewanya.
Saat kami datang kesana, beberapa area masih dalam tahapan renovasi, dan penambahan bangunan. Namun entah kenapa, menurut pandangan dan penilaianku, tempat ini lebih indah yang dulu daripada yang sekarang.

Wat Pho

Wat Pho hanya terletak di belakang Grand Palace, dengan tiket masuk sebesar 50 Bath kita bisa melihat patung Budha tidur keemasan yang sangat panjang disini. Patung Budha tidur ini melambangkan posisi terakhir Budha pada  saat dia beristirahat sebelum masuk ke nirwana. Patung ini sangat indah dan panjang..Dan tetap untuk masuk tempat ini kita harus berpakaian sopan plus kudu lepas alas kaki.





Wat Arun
Dari Wat Pho, kami menuju Wat Arun, tinggal menyebarang jalan dan menuju ke dermaga

 yang ada di pinggir sungai Chao Prhaya kita bisa membeli tiket ferry untuk menuju Wat Arun, dan harganya sangat murah, hanya 3 Bath, disini anak2x dibawah 2 tahun juga wajib beli tiket penuh.
Sebelum memasuki kuil utama, maka kami melewati tempat pemujaan yang kebetulan saat itu sedang ada acara sehingga kami hanya bisa menyaksikan dari luar. Dari situ kami berjalan menuju kea rah Wat Arun, soooooo… beautiful and sooooooooooo highhhhh… mana tangganya menukik pula.. halah… ditengah terik panas matahari, membayangkan harus meniti tangga setinggi itu, sudah keder duluan. Tiket masuk sama dengan Wat Pho yaitu 50 Bath.

Dari Wat Arun, waktu sudah menunjukkan jam 15.50, sebagian besar tempat wisata di Bangkok tutup jam 16.00 jadi kami memutuskan untuk kembali ke hotel buat mandi, rasa lelah dan panas nya cuaca membuat kami merasa malas tuk kembali ke hotel dengan jalan kaki, waktu kami mau naik tuk tuk, dipathok harga mahal 250 bath, padahal gak terlalu jauh jaraknya, kami kemudian mencoba mengggunakan taxi, akhirnya kami stop taxi meter yang lewat. Namun meski taxi tersebut bertuliskan taxi meter, jangan harap mereka akan menerapkan argo, mereka akan menerapkan system tawar menawar. Dan pada saat gw bersikeras untuk menggunakan argo, ternyata gw belom naik itu argo dah jalan terus, dan sudah menunjukkan 35 bath.. what…? Bukannya harusnya di nyalain begitu kita buka pintu? Lha ini kita masih negosiasi argo jalan terus.. langsung gw batalin. Akhirnya kami jalan dikit dan menemukan tuk tuk yang mau mengantarkan kami sampai ke hotel dengan harga 50 bath. Dan gak ditipu..
Suan Lum, Night Market                                  

Selesai mandi, kami berharap bisa ke chattuchak, yaitu night bazaar yang hanya ada di akhir pekan saja. Namun ternyata baik sopir tuk tuk maupun taxi semua menolak mengantar  kesana dengan alasan jalanan macet. 
Akhirnya kami ke Suan Lum, naik tuk tuk dengan tariff 80 Bath, sangat murah dengan jarak yang begitu jauh. Di Suan Lum ini kita bisa memperoleh barang-barang untuk oleh2x dengan harga yang lumayan miring, dengan catatan kita harus pintar menawar dan teliti memilih barang. Banyak ketemu dengan orang Indonesia di tempat ini yang juga lagi belanja.


MBK
MBK adalah penutup perjalanan kami di Bangkok Thailand sebelum akhirnya kami terbang ke Singapore. MBK merupakan tempat perdagangan yang banyak menjual barang-barang bermerk dengan harga yang relative miring. Banyak turis asing yang dating kesana, bahkan toko belum buka, banyak yang sudah menunggu. Dan meski ditempat ini di jual seperti di Mall, tetep saja jangan lupa untuk menawar.

Beberapa tips untuk perjalanan di Thailand:
  1. Jangan menggunakan pakaian yang terbuka, misal celana pendek, baju tanpa lengan. Jika kalian merasa kepanasan bila menggunakan pakaian tertutup dan ingin menggunakan celana pendek dan baju tanpa lengan, maka bawalah kain pantai dan slayer. Ini karena hampir semua tempat wisata di Bangkok dan Ayutthaya tidak memperbolehkan kita menggunakan celana pendek dan baju tanpa lengan
  2. Ketahui kondisi Negara tersebut, terutama situasi politik,hal ini berkaitan dengan keamanan perjalanan kita
  3. Jangan lupa gunakan sun block. Udara di Thailand sangat panas
  4. Bawa air minum, udara yang panas membuat kita mudah sekali haus, dan harga minuman di tempat wisata biasanya lebih mahal
  5. Jika menggunakan sepatu, tidak perlu yang mahal. Ini untuk menghindarkan kalian dari rasa was-was kehilangan sepatu, karena beberapa tempat meminta kita melepas alas kaki
  6. Bawalah kartu nama hotel tempat kalian menginap, jika tidak mintalah orang hotel untuk menuliskan nama, alamat dan peta hotel. Karena sebagian besar orang di Thailand tidak mengerti Bahasa Inggris dan tulisan latin
  7. Perhatikan peringatan dari hotel. Ini untuk menghindarkan kalian dari penipuan dan kriminalitas
  8. Hati-hati memilih makanan, karena kabanyakan makanan Thailand menggunakan Babi
  9. Jika kalian menggunakan taxi, perhatikan argonya baik-baik, namun seringnya taxi di Thailand berdasarkan tawar menawar.
  10. Untuk tuk tuk dan taxi, jika kalian akan pergi kesuatu tempat, tanyalah pada pihak hotel jika kalian akan ke A naik tuktuk, berapa kira2x tarifnya. Ini akan membantu kalian untuk menawar taxi atau tuk tuk
  11. Jangan terlalu percaya jika ada yang bersikap sangat ramah dan menawarkan pertolongan kepada kalian, seringnya ini malah menjadi boomerang buat kita. 
Comments From Friends
citrablog wrote on Apr 21, '10
wah... keren.... up load foto-foto nya mbak he2....

likarenza wrote on Apr 21, '10
hmm.. kalau aku pengen juga pergi2 lihat budaya-budaya luar Indonesia, kalau di Asia pengen ngunjungi Korea.. tempat dulunya Jeang Geam dan Seonduk.. hihihihi.. kapan kesampeannya...

andinora wrote on Apr 22, '10
dah di upload tuch neng... secara keseluruhan wisata negara ini sangat menarik, tapi ya itu tadi kudu waspada dengan segala macam penipuan

andinora wrote on Apr 22, '10
Gw juga pengen sich lik kesana.. tp bukan karena nonton jeang Geam lho....kalo ada rezeki..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar