Jumat, 21 September 2012

Pundak Perempuan

Minggu, 15 February 2009. Jam 13.00.

Seperti biasa hari libur kumanfaatkan mengisinya bersama dengan keluarga kecilku. Waktu itu kebetulan di beteng Vredeburg ada food festival yang menarik untuk didatangi. Karena padatnya arus lalu lintas di daerah malioboro, kami parkir kendaraan di area parkir pasar Beringharjo, yang lokasinya dekat dengan beteng .
Setelah selesai di food fest, kami kembali ke area parkir untuk mengambil kendaraan. Dalam perjalanan itu, kami berpapasan dengan seorang kuli angkut barang. Dia seorang perempuan, di tengah panas cuaca kota Jogja waktu itu, dia tertatih tatih mengangkat beban di punggungnya. Saking beratnya beban itu, sehingga punggung dia harus membungkuk 90 derajad untuk menahan beban di punggungnya. Sambil tertatih dia berjalan selangkah demi selangkah dan sebentar sebentar berhenti untuk mengumpulkan tenaganya untuk kemudian berjalan lagi.
Saat itu aku terkesiap. Tanpa kusadari airmataku menetes dan lidahku terasa kelu. Aku tidak sanggup mengucapkan kata-kata apapun juga..
Seorang perempuan yang sudah separuh baya harus mengangkat beban yang segitu berat di punggung nya. Kemana suaminya? apa yang terjadi padanya? sudah makankah dia? berapa dia dapat bayaran untuk mengangkat beban yang begitu beratnya? seribu pertanyaan berkecamuk dalam pikiranku.
Kemudian aku ambil dompet ditas ku... kulihat isinya.. damn!!.. kenapa didalam dompetku hanya tinggal 10.000? Namun dengan itikat baik, bukan jumlah aku berikan uang itu untuk ibu itu.. dengan harapan.. paling tidak uang yang sangat sedikit itu bisa dia gunakan untuk membeli makan siang dia.
Saat itu juga aku seperti diperlihatkan betapa kuatnya seorang perempuan yang mau berjuang untuk kehidupannya. Dia begitu kuat dan tabah. Lantas.. tidak malukah aku yang sudah begitu banyak diberi kemudahan oleh Mu ya Allah masih sering mengeluh?
Terima kasih ya Allah atas segala berkah dan rahmatMu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar